mayamaulida

Hari itu kau tanya aku "Kita sedang mencari apa?" Diam Aku tanya awan "Apa yang sedang kita kejar?" Awan tanya aku "Apa yang sedang ku tawar untuk sebuah jawaban?" Dan aku

Waktu cepat berlalu ya. Ntah sadar atau tidak. Ada baiknya dan juga buruknya. Di satu sisi, waktu cepat berlalu menjadi hal yang membahagiakan. Bagiku, dengan waktu cepat berlalu maka gaji juga akan secepatnya

Dengan segala cinta yang kupunya, aku menulis surat ini. Teruntuk steem yang setia kubagi kata hampir setiap harinya. Surat cintaku dengan iringan getar tangan yang kerasa karena tak biasa menuliskan segala

Pada kesekian kalinya senja jatuh, pernahkah kita berhenti sebentar untuk melihat serta memaknainya? ntah jatuh di balik ilalang-ilalang di belakang gedung, atau pada kaki gunung, ntah juga di barisan

Berjalanlah, hilang arah dan kemudian temukan jalan pulang.  Aku Pulang Rintik-rintik gerimis mengundang tangis di arah jalan pulang Tergenang sudah jalanan bolong tempat ku tanami mawar merah dulu

Sapaan paling hangat untuk semua teman-teman. adakah yang berulah tahun hari ini? Momen ulangtahun dengan segala bentuk hadiah yang terkadang cukup membingungkan sebagian banyak orang. Sejatinya yang

Bagian ini lanjutan dari postingan sebelumnya yang berjudul, "Aku pergi." bagi yang belum membaca postingan sebelumnya, silahkan baca dulu dan kemudian lanjutkan membaca bagian ini. Terimakasih

Dipucuk tertinggi Sikunir, matahari mengiring awan keluar. Lambaian dedaunan di pohon-pohon yang takkan kusebut nama apapun. Aku katakan jangan jatuh cinta. Kamu tentu tau jatuh cinta itu berat, kita tidak

Aku sudah duduk berjam-jam memandangi bangunan tinggi menjulang di kota Surabaya, menatap jalanan yang tak pernah kosong di bawah sana. Membiarkan pikiranku mengembara. Aku ingin menulis tapi setiap kali

Entah berapa puluh rangkaian masa yang kuikat dengan kata Dibagian jejak-jejak tapak dan nafas yang tercetak di udara Semua sajak-sajak terkandung derita juga tawa bahagia Di latar belakang hamparan ilalang

Daun-daun gugur pada sisi kaki senja Pada matahari yang rebah dan mengalah Apakah kita telah kalah? Di bawah lampu pinggiran kota Dimana malam itu kau ajak aku Katamu kita akan menikmati pesta bintang

Semua yang tampak tidak selalu sebagaimana adanya. Terkadang, ada kepedihan yang disimpannya rapat-rapat. Semua tawa tidak selalu mengambarkan bahagia. -kata klasik yang sudah terlampau sering kita dengar.

Teruntuk semua yang tak lagi menemukan pagi, selain hanya padanya sebuah sepi. Aku menuliskan sajak ini. Bawa Kembali Pagi Pagi ini aku tak melihat cahaya Kukira matahari tak mungkin lupa Ada apa? Dimana

Hei kamu. Kamu semua yang sudah singgah dan membacanya. Aku ingin bercerita. Berawal dari pilihanku sendiri untuk bekerja nun jauh dari rumah, akhirnya di sinilah aku terdampar. Di kota yang di kenal dengan

Kamu pergi atau justru sebenarnya aku yang lari Tiba-tiba kita menjadi asing dalam sepi Mencoba menajamkan ingat dan sadar-sadar aku sendiri Berdiri melihat jarak dan bernyanyi Suaraku sumbang. Pohon-pohon

Hei, aku belum mencintaimu tapi yang jelas aku mencintai suasana malam di Simpang Lima Gumul, Kediri. Di sana aku seperti merasakan berada di Arc de Triomphe yang terletak di Paris, Prancis. Mungkin saja

Tulisan ini tidak dalam artian aku sedang patah hati. Seorang teman memberi inspirasi untuk menulis tentang perasaan patah hati. Semoga menyenangkan untuk dibaca. Sudah ratusan detik waktu berlalu dan

Sebuah perjuangan atas nama cinta Teruntuk kamu yang jauh disana. Aku ingin bercerita tentang segalanya yang dihadirkan jarak saat ini. Aku merindukanmu dan rindu ini semakin membuncah saat aku mengingatmu

Mengawali pendakian ini, kami melakukan doa bersama. Pendakian ini tidak akan sampai puncak tapi sebatas Ranu kumbolo dengan alasan terbatasnya waktu dan ada kesibukan lain yang menanti. Esok, jika masih

Pada tahun lalu, aku bersama beberapa orang teman memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Mahameru. Keputusan yang tergolong nekat untuk aku yang baru saja sampai di tanah jawa dua minggu lalu. Berbekal