Kali ini saya membaca puisi berjudul PADA KELOPAK MALAM. Puisi ini ada dalam bukuku yang berjudul PENYAIR MIDAS. Buku yang diterbitkan 10 tahun lalu. Bagi teman-teman yang ingin menikmati puisi dapat langsung

Puisi yang kutulis Menjadi catatan perjalanan Kegelisahan dan kecemasan Juga ucapan terima kasih dan rasa bersyukur Puisi yang kutulis Adalah mimpi dan kenyataan Antara ada dan tiada Tapi menjelma dalam

di hutan kata kata kau temukan apa? pohon pohon bertumbangan digergaji waktu semak semak rumput ilalang dibakar disingkirkan, hingga lapang bagimu ladang ladang baru, kau tanam lagi pohon pohon kata kata

Mungkin kau ingat gemuruh kota. Lipatan belati. Sesak bis kota. Erang pengemis. Jerit pengamen. Tali sepatu yang dieratkan. Kau bertapa. Diam. Sunyi. Sendiri. Di perut rimba. Gergaji mesin. Pohon tumbang.

Menjelang matahari terbit Langit sudah demikian terang Aku cari dimanakah wajah matahari Yang memancar cahayanya Menanti matahari terbit Di timur Kutelusur jejak cahaya Yang menerang di langit Mungkin

my wings are broken, you say, like repeating those words, like gibran? but it seems i'm not gibran and you're not ziadeh who miss each other, until time separates, with his sharp sword if your wings are

Don't you taste salty? In tears On sweat On blood Along your coast you want to find traces of salt that have been raining all day But you also want to look up at the sky looking for the sun between the

MATAHARI mata mata hari menatapmu lekat sekali penuh kemilau cahaya alam bermandi cahaya pepohonan bermandi cahaya sungai sungai berkilauan cahaya mata mata hari tersenyum cerah sekali dalam puisi menjadi

belum kutemukan pohon yang kelak menjadi tongkat dari hutan sancang. apakah hidup serupa dongeng yang menyimpan ribuan macan dalam sebatang tongkat. tak bolehkah macan tersenyum lucu seperti patung itu

tidurlah penyair, tidur. malam telah melarut ke dalam bergelas gelas kopi yang bersarang di perutmu. tidurlah, semua baik baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan. tidurlah, tak ada yang menyerangmu

Menjelang hujan Angin menderas Namun udara terasa panas Langit terang Perlahan temaram Awan-awan menggumpal pekat Menjelang hujan Kutatap langit Kutatap jalan berliku Di kejauhan Indonesia, 23 Maret 2022

Bunga di sudut jalan Merah dan putih Di antara hijau daun-daun Mungkin engkau ingin menatap Bunga yang tersembunyi Di sudut itu Bunga yang tersembunyi Di tempat sunyi Mungkin ingin kau cari Serupa lebah

Apa yang ingin kau catat dari siang? Mungkin kesedihan atau kegembiraan. Sebuah sajak yang ingin mengabarkan, sebuah keberadaan, kegelisahan atau ketidakberdayaan. Apa yang ingin kau catat, mungkin rasa

Apa kabar, cahaya matahari yang keemasan di langit barat menatapmu demikian hangat Hari hari demikian gaduh di negeri jauh, apakah kau dengar kabar? Di sore hari aku menyapamu, dengan kata-kata yang ingin

Puisi dan foto oleh: @penyaircyber Aku menyapamu Dengan sajak Di sore yang cerah Cahaya yang ramah Aku menyapamu Semoga sehat selalu Semoga bahagia selalu Di sepanjang waktu Aku tulis sajak ini Mencatat

There will always be the same question, even when we think we understand sometimes we believe, sometimes we doubt, on something Feeling weak doesn't mean not being strong, feeling strong doesn't mean not

Aku ingin menulis puisi Dengan bahasaku sendiri Bahasa yang kupelajari Dan kugunakan sehari-hari Aku tulis puisi ini Dalam bahasaku sendiri Puisi yang mengabarkan Puisi yang mencatat ingatan Mungkin akan

Selamat sejahtera. Inilah percubaan pertama saya menterjemahkan sebuah karya klasik Cina ke dalam bahasa Malaysia. Saya telah cuba yang terbaik untuk memastikan hasil terjemahan cukup santun dan berima

Darsinah dipukul lagi, oleh dentuman keras hunjaman benci; oleh keegoisannya sendiri. Meski ia sadar bahwa mair terus berpaut; waktu akan banyak menuntut, tapi Darsinah tahu kali ini ia harus menurut.

ini hitam. ini pekat. ini pahit tak berwarna. dia tak munafik tentang gelap dan pahit, karena dari gelap pahit itu ada nyaman tercipta. -sajakkopi-