Sawah Dek Jah Begitu Menawan#3

Panen Terakhir Kenangan Dek Jah

Aku sedikit kesiangan bangun hari ini, sudah jam 10 pagi, maklum semalaman asik berkumpul dengan Teman-teman (@makhzar, @yahqan, @harferri, @amarkadafi, @amryksr, @novale, @heriadi, @miftahuddin) yang memang malam Saptu, ada saja bahan permbicaraan kami sampai jam 3 pagi, istri ku sempat merengut saat membuka pintu rumah tadi malam, tapi itu sudah biasa, biarpun dia selalu merengut, cintanya tidak pernah ciut untuk diriku, dia memang pelabuhan terakhirku.


image


Mengambil gelas dan mengisi air untuk aku minum, membuka lembaran pagi hari ini biar sudah sedikit siang. Pintu belakang rumah sudah terbuka, di buka istri ku, dia sedang mengupas bawang untuk bumbu memasak makan siang, aroma tajam bawang berhasil dileburkan oleh aroma, padi yang mulai panen dan sedang dirontokkan oleh para petani kuat agar menjadi gabah untuk siap di jual dan mungkin sebagian di simpan untuk stok bahan makanan pokok, karena memang dibelakang rumahku perlu waktu 3 bulan setelah panen baru bisa turun sawah lagi.

Hamparan sawah seluruhnya tampak kuning cerah, sebagiannya juga sudah lapang yang lebih dulu di panen petani-petani kuat, hari ini juga aku melihat petani ada yang baru mulai berjalan menuju sawahnya untuk memanen, matahari juga cukup kuat memberikan sinarnya, ini membuktikan matahari ikut serta mendukung petani kuat untuk memanen padinya, biarpun matahari juga memberikan panasnya untuk petani-petani kuat, namun mereka sudah cukup kuat untuk menahannya.


image


image


Dua hari sebelumnya, ada sebagian warga yang menghadang petani untuk tidak memanen, petani kuat itu lebih memilih mobil mesin pemotong padi, biar perkerjaannya cepat selesai, tapi warga lainnya menolak, karena menghilangkan penghasilan mereka setiap musim panen, mereka belum siap bersaing di era yang serba praktis ini. Ada dek jah KW yang selalu datang kesawah di belakang rumah ku mulai dari mulai turun sawah sampai panen tiba, yang buat pikiranku terbawa ke Dek Jah yang sebenarnya.


image


Renungan pahit itu memang sulit untuk aku elakkan. Dulu saat panen padi di kampungku, dan aku masih menjalin asmara dengan Dek Jah, kami berdua selalu ikut pergi kesawah, kadang ke sawah Dek Jah, kadang juga ke sawah orang tua ku. Di panen terkahir panen aku bersama Dek Jah, disitulah lelaki yang menjadi suami Dek Jah sekarang mulai berkenalan dengannya, ini yang selalu membuatku setiap melihat, sawah, petani kuat, pada dan segala prosesnya membawaku kembali mengingat Dek Jah. Tapi sakit hatiku sulit memaafkan situasi itu. Dek Jah pergilah...


image


Istriku mengagetkan ku dari ingatan itu yang sempat termenung melihat lurus keseluruh sudut sawah yang ada dibelakang rumah ku. Istri ku menyuruhku mengambil cabai di dalam kulkas, dan menyuruhku memotong kecil-kecil karena kami akan memasak tauco untuk makan siang hari ini, dan sorenya mau ke pantai membawa anak mengisi liburan, dan Dek Jah tenggelam dengan potongan cabai yang aku potong kecil-kecil. Dek jah dulu engkau menghilang, biarkan hari ini kau tenggelam jauh kedasar renunganku, jangan pernah timbul.

#nyanmantong

Agus Taufik (1987).

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center