Selain wisata historis, Kota Semarang juga dikenal dengan wisata religinya. Selain mengunjungi Gereja Immanuel dan Masjid Raya Jawa Tengah yang tulisannya ada pada bagian sebelumnya, saya juga mengunjungi rumah ibadah umat Buddha dan Konghucu.
Namanya adalah Sam Pho Kong, merupakan kelenteng tempat umat Kong Hu Cu beribadah. Kelenteng Sam Po Kong merupakan tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok bernama Cheng Ho pada abad ke 14. Masyarakat setempat pada dulunya menganggap Laksamana Cheng Ho sebagai dewa, padahal beliau adalah seorang muslim. Hampir seluruh bangunan bernuansa merah khas bangunan China dan menjadi spot foto yang wow.
Destinasi berikutnya adalah Vihara Buddhagaya Watugong, berlokasi di selatannya Kota Semarang. Merupakan vihara dengan pagoda tertinggi di Indonesia setelah dinyatakan oleh MURI. Diresmikan pada 2006, pagoda ini memiliki tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atas. Ikon paling terkenalnya adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti cinta dan kasih saying yang dibangun untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat. Hampir di seluruh sisinya terdapat patung dewi tersebut.
Di malam hari saya sempat mampir di Kelenteng Tay Kak Sie. Sebenarnya tidak ada niatan khusus untuk mengunjunginya, tetapi malam itu kami mencari makan malam di area pasar malam Semawis yang lokasinya berdekatan dengan Tay Kak Sie, jadi salah satu teman mengajak untuk mampir. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan disana kecuali foto-foto. Bisa sih untuk ibadah juga, tapi khusus untuk yang menyembah dewa dewi saja, bukan untuk saya hehe.
At the end, saya mengucapkan terima kasih kepada grab dengan promo ‘yangpasti’. Seharian saya dan teman-teman (jumlah ada 6 orang) keliling semarang, kami mendapatkan harga transportasi yang sangat sangat murah dengan mobil lumayan mewah dan sopir yang ramah-ramah. :)