Jeungki who became the Museum's Display | Jeungki yang menjadi Pajangan Musium

Good Evening the Steemian all, may we be given the longevity and health in carrying out all activities everyday. Amin
In posting this time I would like to tell you about one of the traditional tools that debuted in her first.

Selamat malam para Steemian semua, semoga kita diberikan umur panjang dan juga kesehatan dalam menjalankan segala aktifitas sehari-hari. Amin
Di postingan kali ini saya ingin bercerita tentang salah satu alat tradisional yang berjaya pada masanya dulu.

RK line.png

Jeungki is a traditional tool made of wood choices are found in the forests of Aceh, Jeungki functions for mashing the rice paddy, sago, etc. In ancient times, it became the attraction among the society at the time of harvest season arrives, but now the existence of jeungki just can we find in Museums-museums such as the Museum's home in Aceh Cut Nyak Meutia North Aceh and Cut Nyak Dhien in a Banda Aceh.

Jeungki adalah sebuat alat tradisional yang terbuat dari kayu pilihan yang terdapat di hutan Aceh, Jeungki mempunyai fungsi untuk menumbuk padi, beras, sagu dan lain-lain. Pada zaman dulu, alat ini menjadi daya tarik tersendiri dikalangan para masyarakat pada saat musim panen tiba, namun sekarang keberadaan jeungki cuma bisa kita temui di Museum-museum Aceh seperti di MuseumRumah Cu Nyak Meutia Aceh Utara dan Cut Nyak Dhien di Banda Aceh.

How to use the Jeungki is moving away at the point end of the back so that the front end will lift and deliver a powerful punch. At the ends of the levers mounted a framework consists of two parts which are perpendicular in connect with wood as a driving force of the harizontal make jeungki will be up and down. Whereas in most end point future for mashing mortar used Alu (Alee).

Cara menggunakan Jeungki tersebut adalah dengan menggerakkan kaki pada titik ujung paling belakang sehingga akan mengangkat ujung yang depan dan memberikan pukulan yang kuat. Pada ujung pengungkit dipasang suatu kerangka terdiri atas dua bagian tegak lurus yang di hubungkan dengan kayu sebagai penggerak harizontal yang membuat jeungki akan naik turun. Sedangkan di titik ujung yang paling depan untuk menumbuk lesung digunakan Alu (Alee).

In addition to the uses of jeungki as a tool to pound rice or rice, jeungki also uses to teach the meaning of togetherness and cooperation within the team as Jeungki however could not operate or run when only one person moving it. In addition, in the operation of this device there are elements of social meanings that are very influential in the life of society.

Selain kegunaan jeungki sebagai alat menumbuk padi atau beras, kegunaan jeungki juga untuk mengajari makna kebersamaan dan kerjasama dalam tim karena bagaimana pun Jeungki tak bisa beroperasi atau berjalan bila hanya satu orang yang menggerakkannya. Selain itu, dalam pengoperasian alat ini terdapat unsur-unsur makna sosial yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat.

Once jeungki can we find in almost every homes residents of Aceh, especially when going into the month of Ramadan, the use of jeungki will be very much we hear with his distinctive voice that echoes to every corner of the Township. The community worked together to process flour for cakes at the time of the feast of later by using traditional tools.

jeungki dulunya bisa kita temui di hampir setiap rumah-rumah penduduk Aceh, apalagi ketika akan memasuki bulan ramadhan, penggunaan jeungki akan sangat banyak kita dengar dengan suara khas nya yang menggema ke setiap pelosok perkampungan. Masyarakat bekerjasama mengolah tepung untuk bahan kue pada waktu hari raya nantinya dengan menggunakan alat tradisional tersebut.

But along with the times, the use of the jeungki has been very rarely we find because society prefers to use more sophisticated tools and also to cultivate modern flour or rice, only a few people who are in the the Interior of Aceh who still preserve the traditional use of this jeungki.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan jeungki sudah sangat jarang kita temui karena masyarakat lebih suka menggunakan alat yang lebih canggih dan juga modern untuk mengolah tepung ataupun beras, Hanya beberapa orang saja yang berada di pedalaman Aceh yang masih melestarikan penggunaan alat tradisional jeungki ini.

RK line.png

RK footer.gif

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center