Wisata Pompa Angguk di Tanah Berapi

image

Soal tempat wisata hanyalah soal tempat berpembeda.

Prabumulih, tanah kelahiran saya, yang berada 90 km di Tenggara Palembang patut disebut tanah berapi. Di bawah lapisan kerak bumi kota kecil ini mengandung batubara dan telah menjadi penyumbang kebutuhan minyak bumi sejak zaman kolonial Belanda.

Dulu, sebelum gas bumi menjadi bisnis tambahan perusahaan minyak dan gas bumi untuk dikirim ke lain pulau melalui jaringan Trans-Asia Gas Pipeline, dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah tangga, gas bumi terbuang percuma. Dibakar di pucuk pipa-pipa pembuangan di sumur-sumur minyak, atau dikenal dengan nama pipa “flare”.

Pengeboran minyak bumi tidak menghasilkan produk tunggal. Setiap pengeboran minyak bumi pasti membawa material lain yang terangkut ke luar. Gas alam, air asin (air terproduksi), dan lumpur. Sebagian besar gas alam yang terikut keluar, akan dibakar di menara-menara bakar atau flare.

Sebagai bagian dari sejarah perminyakan Indonesia, Prabumulih memiliki banyak sumur minyak tua. Masih banyak pula pompa minyak dengan teknologi lama yang masih ada dan bekerja baik. Pompa-pompa ini dicirikan oleh piston raksasa yang bergerak naik turun sehingga membuat gerakan mengangguk-angguk.

Oleh karena itu, pompa penarik minyak bumi ini disebut dengan julukan “pompa angguk” atau dalam bahasa orang Prabumulih disebut “kumpe danggok-danggok”. Nama lainnya, pumpjack. Di masa kini, sumur-sumur minyak telah menggunakan pompa hidrolik dengan tenaga listrik.

Pompa angguk adalah keunikan di wilayah yang memiliki ladang-ladang minyak tua. Selain atraksi mekanik yang dapat bekerja tanpa bahan bakar, pompa angguk di ladang minyak adalah potensi wisata sejarah. Bagi Prabumulih, menjadi pematah anggapan bahwa Prabumulih fakir tempat wisata.

Beberapa hari seusai Idul Fitri, istri saya meminta diajak melihat-lihat keunikan Prabumulih. Maka berangkatlah kami membawa si kecil ke kawasan sumur minyak tua di Talang Jimar. Menyaksikan pompa angguk menghisap minyak bumi dari jauh di dalam tanah.

Puas melihat-lihat pompa angguk, istri saya berkomentar, “Kenapa baru sekarang sih diajak lihat ini?”

Saya tersenyum. Masih banyak pembeda lain yang ada di tanah berapi yang belum saya tunjukkan kepadanya. ###

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now