Sakapol tak pernah bermimpi menginap di hotel yang ada kolam renang. Biasanya kalau di kampung, Sakapol tidur di meunasah bersama pemuda lajang atau bermalam di gubuk Abu Thailand. Kadang pula ia sering mandi di kolam ikan nila milik Abu.
Selama berstatus sebagai wisatawan, Sakapol tidak menyia-nyiakan kesempatan peraknya. Ia menikmati semua fasilitas yang tersedia di sebuah hotel wilayah Senggigi. Sejak pertama mengantongi kunci kamar hotel 303, ia mulai makan yang banyak, bermanja di kolam renang, hingga berjemur seperti handuk basah.
Sakapol tidak ingin melewatkan momen terbaiknya itu. Kalau bukan sekarang, pasti ke depan belum tentu bisa seperti ini. Ia membayangkan posisi dirinya bagaikan berada dalam suatu dekor pemandangan yang dipakai dalam pembuatan sinetron. Dengan demikian, ia tak ingin mengalami kerugian sedikit pun dari fasilitas gratis tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, saat ia melempar tatapan keluar jendela ketika bangun pagi, langsung terciduk oleh pemandangan laut lepas yang dibumbui dengan perahu bercadik. Hal ini merupakan bonus untuknya sejak pertama ia kentut di dalam burung besi.