Sarapan di Siomay Asahi

Hai Steemians...

Sendirian di perantauan dalam waktu yang relatif lama membuat kita selalu rindu masakan rumah, yang dimasak ibu dengan dibumbui "cinta". Itu juga yang saya rasakan empat tahun lalu, sendirian di Koeta Radja, walaupun tidak terlalu jauh dan bisa pulang dua minggu sekali tetapi saya tetap mengalami masalah saat waktu makan tiba. Pernah mencoba memasak, tetapi sangat repot ditambah lagi makan sendiri bikin hilang selera, akhirnya mubazir dan makanan tersisa.

Akhirnya saya pasrah, memilih makan di luar, sarapan dan makan siang di kampus, makan malam di kawasan kuliner dekat rumah. Muncul lagi masalah lain, saya mulai bosan. Tiap malam mikir dulu mau makan apa dan di mana. Apalagi kalau akhir pekan ngga bisa pulang, bingungnya mulai sarapan hingga makan malam. Hingga akhirnya saya menemukan Warung Asahi yang berlokasi di Jalan Ahmad Dahlan Banda Aceh yang menyajikan masakan bercita rasa " rumahan". Jika tidak dapat pulang di akhir pekan, maka saya memilih sarapan dan makan siang di sini.



Begitu juga minggu lalu, saat berkunjung ke Banda Aceh, saya juga menyempatkan diri untuk sarapan di sini. Menu sarapan beragam, dari siomay yang berbumbu kacang hingga lupis yang ditabur kelapa dan disiram gula merah.



Tampilan warung ini banyak yang berubah dibandingkan 4 tahun lalu, desain interiornya terlihat baru dengan dominasi warna hijau dan orange. Sebuah lukisan bunga kamboja Bali menghiasi dindingnya. Saya memesan sepiring siomay dan segelas teh manis dingin. Pelayannya masih yang dulu dan masih mengenali saya. Saya ingat dulu ada dua orang pelayan senior, seorang perempuan seumuran saya dan seorang pelayan laki-laki. Pemiliknya seorang perempuan cantik, sering duduk di meja kasir. Belakangan saya tidak pernah lagi melihat pelayan perempuan itu, ketika saya tanya ke perempuan di meja kasir saat akan membayar, dia malah curhat panjang lebar, sepertinya lagi ada masalah pribadi antara mereka berdua.



Pagi itu tidak banyak pelanggan yang sarapan, aroma masakan dari belakang mulai tercium. Satu persatu masakan dikeluarkan dari dapur dan mulai dipajang di meja panjang di depan, persis prasmanan di pesta pernikahan. Mereka sudah bersiap-siap untuk melayani pelanggan yang datang untuk makan siang. []

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center