#Saveitek, demikian kami menyebutnya. Istilah ini mengacu pada kegiatan menikmati masakan bebek bersama teman-teman. Secara harfiah, #saveitek berarti selamatkan itek (bebek). Tak jelas kapan pertama kalinya istilah ini muncul, namun saya pikir ini terkait erat dengan kehebohan tagar #save di media sosial belakangan ini.
Acara dan kegiatan #saveitek biasanya muncul begitu saja, dan sering diawali dengan obrolan ringan di warung kopi. Lalu, kawan-kawan yang memiliki kelebihan rezeki atau baru saja memenangkan lomba, berinisiatif menyumbang dan menjadi donatur demi terlaksananya acara #saveitek ini.
Tidak ada EO atau panitia pelaksana yang dibentuk khusus. Semua dibicarakan di warung kopi, mulai dari membeli bebek, bumbu, jumlah tamu yang diundang serta tempat acara. Teman-teman yang terbiasa memasak bebek lalu ditunjuk untuk menangani program #saveitek agar terlaksana dengan baik. #Saveitek ini boleh disebut sebagai kenduri kecil-kecilan.
Selasa (1/8/2017) malam, kami semua berkumpul di rumah Misdarul Ihsan, Kepala Biro iNewsTV di Aceh, yang mengizinkan rumahnya menjadi lokasi #saveitek. Menunya cuma dua: masakan bebek khas Aceh Rayeuk dan ayam tangkap (ayam yang digoreng khas dengan daun kari dan cabai ijo). Sebagai pencuci mulut, tersedia semangka, salak, dan jeruk serta tapai. Kami pun menikmati #saveitek bersama-sama. Untuk acara ini, kami patut berterima kasih kepada Murtalamuddin yang menjadi donatur tunggal.[]