[Fiksi] Si Aneh Khanza


image


Sumber

Khanza adalah perempuan yang tak mudah jatuh hati yang pernah saya kenal. Dia benar-benar acuh pada urusan cintaa yang menurutnya hanya buang-buang waktu belaka. Padahal banyak cowok di kampus yang menaruh hati padanya.

Tubuhnya yang tak terlalu tinggi juga tak bisa disebut pendek benar-benar anggun dan yal bisa tidak, ia sangat enak dilihat. Senyumnya manis macam Pevita Pearce. Suaranya nyaring namun lembut seperti Dian Sastrowardoyo. Dan matanya tajam persis Gal Gadot.

Siapa yang tak jatuh hati dengan perempuan sepertinya? Matematika jago. Bahasa Inggris mengalir macam air sungai Kapuas. Dan debat juga tak bisa dipandang sebelah mata. Dia hanya memiki saru kekurangan: susah mengontrol perasaan.


image


Sumber

Khanza susah jatuh hati. Namun jika sudah jatuh, maka ia akan jatuh sejatuhnya. Dan itu pernah dialaminya sesaat sebelum semester lalu kelar. Kami sebut Cinta kilat. Ya, Khanza pernah jatuh cintaa sedalamnya pada seseorang. Namun hanya sesaat. Tak sampai dua minggu.

Saat itu final sudah usai. Mahasiswa datang ke kampus hanya untuk menghabiskan waktu bareng teman sebelum mudik ke kampung halaman masing-masing. Saat itu Khanza sendiri di kantin dekat taman. Biasanya dia dikawanin Yona, Difa Lisa. Tapi hari itu ketiga temannya urung ke kampus.

Khanza ke kampus untuk mengembalikan buku perpus yang ia pinjam untuk bahan skripsi. Dan hari itu tenggat waktu pengembalian. Apapun cerita dia harus pergi. Setelah urusannya dengan perpustakaan selesai, ia lapar dan ke kantin. Duduk sendiri sambil sesekali buka instagram.

Tak lama kemudian langit tiba-tiba gelap. Angin berhembus lumayan kencang. Beberapa saat kemudian hujan turun cukup deras. Hujan awet hingga pukul 16 sore. Khanza ingin pulang namun ia sendiri. Tadi dia diantar abangnya. Biasanya dia pulang naik bus kampus atau go-jek. Tapi hujan deras begitu mana ada go-jek.

Hujan belum ada tanda-tanda usai. Hpnyq sudah padam karena batrenya lenyap. Dalam hatinya ia khawatir dengan kekhawatiran ibunya. Lantas dia bertekad tetap pulang meski hujan lebat. Akhirnya dia mulai berjalan dengan bersembunyi-sembunyi dari hujan di bawah jaketnya. Nyaris setengah kilo dia jalan kaki sebuah sepeda motor berhenti di dekatnya.


image


Sumber

Benar. Itu adalah Ikram. Lelaki yang selama ini sudah 4 kali ditolak oleh Khanza namun tetap cintaa dan siap ditolak kelima kalinya. Saat itu Ikram benar-benar tulus menolong Khanza. Bukan karena modus ata lainnya. Hujan lebat begitu dan perempuan jalan kaki sendiri adalah sesuatu yang tak bisa dibiarkan.

Selama di perjalanan petir sangat sering mengejutkan Khanza. Setiap petir ia menarik jaket Imran sekuatnya. Ia ketakutan. Tapi Ikram tetap tenang. Ia bahkan seperti sedang berjalan di bawah matahari yang gontai. Tiba-tiba sebuah petir hebat menyambar pohon pinggir jalan. Kali ini Khanza menjerit, menangis di punggung Ikram sejadinya.

Ikram? Ia tetap seperti tadi. Ia seperti tak ada ketakutan sedikit pun pada petir hari itu. Mungkin cintaa membuatnya demikian. Setelah hujan mulai reda, Khanza bertanya pada Ikram, "Kenapa kamu tak takut pas petir tadi?" dengan tenang Ikram menjawab, "karena kamu tidak minta turun dan tetap du belakangku."

Entah perasaan apa yang muncul, tiba-tiba Khanza seperti bocah ingusan nyengir-nyengir sendiri. Sedang Imran fokus bawa motor. Sesampainya di rumah, Khanza langsung masuk dan Imran pun pamit. Setelah ganti baju dan sudah syantik, Khanza chat Imran dari Whatsapp, "Kamu sedang apa?"

Imran yang biasanya chatnya jarang dibalas Khanza pun tekejut bukan main. Seketika dia balas, "ini sedang dengerin lagu du kamar". Setelah itu Khanza langsung pada intinya. "Tadi kamu berhasil tuhan buat aku jatuh Cinta. Tapi hanya tadi. Sekarang tidak lagi. Tahu deh kalau besok." Imran pun panik lalu bingung mau balas apa. Terakhir ia pura-pura tidur. Selesai.

Salam,

@rinapandia109 😊

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now