Pemuda sekampung sudah tampak ramai... mereka menggebuki pasangan mesum dengan membabi buta. Mulut para pemuda kampung laksana ember kain, terbuka lebar sambil melontarkan sumpah serapah kepada pasangan mesum yang di tangkap itu.
Malam itu memang menjadi pengalaman hebat buatku. Saat pulang sehabis ngopi dengan Aman Reje dari kampung sebela aku bergabung bersama para pemuda kampungku yang sudah menangkap pelaku mesum di rumah kosong di ujung jalan. Mereka sudah kami amankan, memang aku sendiri ikut mengawasi gerak gerik pasangan asusila tersebut jauh-jauh hari. Namun malam itu mereka sudah naas saat memasuki sebuah rumah kosong di Kampung Muge Losar ini. Kampungku memang sangat sering digunakan oleh para pelaku asusila untuk melancarkan aksinya.
Ini bukanlah hal yang pertama terjadi pengrebekan pasangan mesum disini.
Suasana jam sepuluh malam itu tampak ramai dengan kejadian ini, para pemuda dengan bogem mentah habis-habisan menghajar mereka. Aku juga tidak tinggal diam, sudah lama kupelajari jurus Wong Fei Hung namun tidak pernah kupraktekkan ke benda hidup. Tinju dan Taekowondoku malam itu keluar, sampai para pemuda kampungku terperanjak dengan tendanganku.
Kawan... Sadarilah, anda bukanlah ahli ibadah, tapi jangan sampai anda mengundang Bala ke kampung kami.
Dua pasangan yang diamankan malam itu bukanlah penduduk setempat, melainkan pendatang yang masuk ke Kampung Muge Losar untuk melampiaskan nafsu setan bersama pasangan haramjadahnya.
"Menurut Aman Bram yang merupakan ketua pemuda Desa Muge Losar, penangkapan ini memang sudah sering terjadi, bahkan untuk bulan ini sudah tiga kali imbuhnya!"
Aku sendiri tidak mengetahuinya, karena memang pada saat itu aku baru balik ke kampung untuk menghabiskan cuti tahun baru yang kuambil.
Belum selesai menjelaskan, dengan sontak Aman Bram langsung bertanya kepada para pemuda yang sudah berkumpul, apa mereka pikir ini kampung maksiat? kejadian malam ini akan kita selesaikan secara adat, tak ada tempat untuk pelaku zina disini sambil menenteng parang yang di pakai untuk berkebun ditangan kanannya.
Aman Bram yang sudah menjabat sebagai ketua pemuda tiga periode dikenal sosok yang baik, para pemuda dan tetua sangat menaruh hormat. Mereka belum pernah melihat Aman Bram semarah ini sebelumnya.
Belakangan diketahui bahwa ada oknum yang membekengi tempat praktek perzinahan tersebut dan info yang sampai ke telinga para pemuda adalah sosok aparat keamanan. Hal ini membuat nyali para pemuda Desa Muge Losar sedikit goyang.
Aku sendiri sebenarnya sudah mengetahui hal ini, namun saat pengerebekan dilakukan, para pemuda tidak menemukan bukti dan menangkap langsung pemilik tempat maksiat tersebut.
Sampai jam dua dini hari akhirnya para pelaku mesum yang ditangkap oleh pemuda diserahkan kepada kepolisian. Kondisi pasangan tersebut cukup memprihatinkan. Tidak ada beda antara laki-laki dan perempuan, wajah dan tubuh mereka sudah bonyok akibat tinju dari massa pemuda desa Muge Losar, dan itu termasuk aku didalamnya.
Dalam hening malam itu aku bersama Aman Reje yang masih di Meulasah sempat berbicara sedikit, jujur kami sebenarnya tidaklah terlalu setuju dengan tindakan seperti ini. Disatu sisi memang perbuatan mereka saat meresahkan, namun disisi lain kami juga tidak harus memperlakukan mereka tanpa adanya putusan dari hakim atau pihak yang berwenang.
Aku sangat prihatin dengan kondisi salah seorang pasangan wanita yang ditangkap, parasnya sangat cantik dengan kulitnya yang putih. Hidungnya yang mancung mengeluarkan darah segar yang bercampur dengan air dari paret dekat melasah.
Aku datang kepada mereka sebelum dibawa oleh polisi yang sudah memenuhi perkarangan melasah, dengan spontan sebuah kalimat keluar dari mulutku, "Kalian bukanlah yang pertama mengundang bala kekampung ini, dasar budak setan! imbuhku dengan nada marah.
[Thanks for Gif, Created by @anzirpasai]
Posted Using eSteem Surfer
Meet the eSteem Family | Blog, Vote, Share and Get Paid. info@esteem.app