Jangan menangis, nanti sia sia. Jangan berlari bertatih ketepi apa pun terjadi jatuh bangun bangkit kembali. Aku hanya pergi tapi jangan tunggu dengan secangkir kopi tiap pagi. Aku pergi tak kan pulang

Sendiri, Selalu kurasakan ditiap hari dan malam. Di temani siaran televisi yang tak pernah kusimak acara apa yang ditayangkannya. Smartphone adalah temanku yang lain. Setia, dan selalu bisa menghubungkan

Lalu bagaimana lagi aku.... Seperti layanglayang tanpa benang Meliukliuk tak tentu arah Diombangambingkan nasib

Hanya seorang perempuan Yang ingin bahagia Bersama kekasih tercinta Meski untuk hal itu Aku harus menebusnya dengan sungai airmata Entah sampai kapan.

Raungan kepedihan terdengar Pantulan kepedihan terasa nanar Tidak ada sambutan dari luar Hanya renungan fana menjadi samar Satu rembulan, suara bingar Kau hadir bersama tawa yang segar Menghujaniku dengan