rumah-puisi

Bersemi gugur di mata Saat dongeng kehilangan menari, bersuara Hujan beramai-ramai jatuh pula Saat bahagia yang singgah se-hela dipecah kaca Di tubuh kata, engkau berteduh duka Menenun luka dengan tawa

Di luar kau berdiri di dalam kau menangis Berpura pura bahagia bernyawa tapi tak hidup Sekokoh batu karang yang dihempas menjadi butiran pasir putih, apapun wujudnya keindahan enggan beranjak darimu Ingin

Mencoba menulis puisi, Tapi puisi terlalu berisi Berima untuk penyendiri Dan penyair kelas teri Kalian meletakkan pena di tangan Dan menulis tentang kehidupan pribadi Aku muak dengan kalian, Kalian hanya

rindu telah menggersang, meski sesekali gerimis harap menghampiri rindu mulai mendingin, meski sesekali cahaya kasih menyinari lebih dari satu purnama, kabar tak kunjung datang hingga sosokmu samar dalam

Riuh diksi dan imajI Untai kata elok menghiaS Madah jiwa gema berbunyI Alunanpun dengung bertalU Harmoni, syahdu nan hiduP Pada makna sirat tercuraH Ungkap rasa lewat aksarA Indah kata tebar mengharuM

Rumah Puisi Riuh diksi dan imajI Untai kata elok menghiaS Madah jiwa gema berbunyI Alunanpun dengung bertalU Harmoni, syahdu nan hiduP Pada makna sirat tercuraH Ungkap rasa lewat aksarA Indah kata tebar

Dari kejauhan terlihat banyak canda Muda mudi menggapai asa Membangun Cinta dengan saudara Disana aku merasa bahagia Matanya berbinar-binar cahaya Penjala kaum kusam berkarya Aku menghormatinya Mereka

U ntaian kata lewat rasa N amun belum mencukupi asa T ercipta begitu saja U ntuk kalian yang luar biasa K uciptakan semoga tak mati sia-sia R angkaian para calon sastra U kiran baitmu yang tak biasa M

Aku terhanyut pada suara merdu yang kisahkan rindu yang lantunkan lagu tapi malu Aku terpaku pada kata yang bisikkan rindu yang getarkan kalbu tapi luluh Pagi ini, Aku merindukan merindu dan melontarkan

Semula kata-kata Terlahir sia-sia Lalu datang peri Membawa lari Kata-kata menangis Bak janin masih amis Melihat dada asing Memeluk kesepiannya Cup cup cup... "Duh, kata-kata malang. Rahim mana yang

Rule : baca dengan bijak cerita fiksi ini khusus dewasa. Alice : Albert tidakkah kau tahu anakmu dennis sedang jatuh cinta. Albert : apa kau bilang..jatuh cinta tak mungkin.. dennis belum dewasa.. dimataku

Bagaimana kabarmu sayang ? Masih tentang hujan, deras atau pun gerimis. Kamu tetaplah memiliki ruang tersendiri yang bersembunyi di balik gemuruh. Luka, senang, sedih, dan bahagia, semua hanyalah dikotomi.

tik tok tik tok waktu berjalan cepat pagi cepat berlalu malam cepat berlalu bergegas mencari nafkah bergegas menuntut ilmu aku di perbudak waktu untuk mencapai segala impian aku diperbudak waktu karena

Dan kita akan terus bergandengan tangan.. Tanpa tapi.. Tanpa titik.. Sebagai tempat untuk menanggalkan penat.. Bernafas lepas.. Mewujudkan asa yg terus terlintas.. Jiwa kita bebas... Ketika Allah telah

Jiwa ini mungkin tau kapan aku akan mati.. Dimana aku mati.. Bahkan dengan cara apa aku mati. Jika kelak aku akan mati, Ku harap tak ada isak tangis yang menggebu.. Tak ada kesedihan yang mengharu biru..

Jalur Gaza membara, api menghanguskan hati. Desingan peluru melengkingkan suara hingga ke telinga. Hembusan asap akibat roket-roket, menyesakkan dada. Kabut debu kendaraan lapis baja, menutupi pandangan

Sayangku... Temani malam di kamarku Melepas semua rindu itu ..... Dalam kamar sempitku Kan ku belai lekuk indah hurufmu Ku cumbu setiap katamu Jelajahi cantik paragrafmu Misterimu... Melankolimu.. Dan

Di sini aku berdiri, merenungi masa sepi sendiri. Rangkaian kata tak terucap, menyesakkan dada. Saat bersama memang hanya sebentar, hanya sekelebat. Dari singkatnya waktu, mekar dengan indah. Deretan kata,

Malam datang memeluk para hamba Dicengkeramnya segala logika Dikecupnya Doa dan segala Tanya.... Sombong menghempas alam pikiran Merasa benar namun tak ter benar Bangga menelan segala khutbah Merasa suci

Ada mu adalah sebuah cerita Yang tersusun bingkai drama Bisa dibilang pula puisi atau prosa Pada tiap bait sajak tergores makna Kadang tertulis resah seperti tetes hujan Yang tumpah ruah dalam sebuah khayalan