Embargo kerinduan dan Ekploitasi Jasad di Pusara Akreditasi [My lon...

Selamat siang steemians..

Sahabat steemians, tanggal 06 Agustus 2018 kisah ini bermula, cerita yang sebelumnya terdengar dalam ruang kesibukan yang tidak jelas ujung muaranya. Dari ujung Jawakarta hingga ujung Papua semua diselimuti riuh inovasi dan akreditasi pengadilan dalam rangka menjadikan pengadilan yang bersahabat dan memberikan pelayanan terbaik bagi para pencari keadilan.

Kabar akreditasi memang telah terngiang di telingaku, namun sebelumnya dan tanpa kuduga begini melelahkan kejadiannya. Dalam mengerjakan ini ternyata banyak lini dan titik persinggungan yang mesti dibenahi dan aku diberikan tanggung jawab untuk memimpin ekspedisi lokal ini.

Bekerja dengan modal pengalaman belum sempurna kuraih dan pelajaran belum tuntas aku cermati, namun pekerjaan dan beban sudah jelas terpampang di depan mataku, namun tak ada kuasa untuk dihindari. Hanya segenap semangat tim yang tetap membuatku maju dan bertekad untuk merubah diri dan kinerja. Meski pekerjaan saat ini menjadi hal yang utama, disisi lain ada yang mesti harus kukorbankan sebelum hari raya tiba.

Ya, jarak antara tempat tugas dan keluarga memang bisa ditempuh, namun kepercayaan dan kewajiban diberikan kepadaku juga harus sempurna utuh kukerjakan, hingga akhirnya libur hari raya dan bersama keluarga adalah cita dan angan semata. Inilah sebuah sikap pekerja yang rela untuk sementara waktu mengembargo kerinduan kepada mereka yang tercinta dan benar bahwa kesedihan adalah bagian konsekwensi dari keputusan. Namun saat aku berkaca kepada timku, mereka juga mengalami hal yang sama dan inilah yang menjadi kekuatan kami, rasa sedih dan rindu diolah menjadi suasana riang gembira serta serius dalam bekerja.

SAPM adalah Sistem Akreditasi Penjamin Mutu di Pengadilan, istilah ini agak memberatkan karena hal-hal diatas, namun terkadang dalam hal berat itu ada keceriaan sehingga dalam bahasa timku berubah Sep Pungo Ancoe Mandum Entahlah apakah itu cara mereka merubah beban menjadi semangat namun yang pasti bahwa pekerjaan adalah amanah, kinerja adalah amal. Semoga kami berhasil melewati ini.

Pekerjaan ini layaknya mendung seperti dalam foto diatas, meskipun mendung akan tetapi langit tidak pernah mengeluh, bumi dan tanaman diatasnya bahkan berharap hujan, bagi petani mendung adalah harapan untuk menjaga semangat dan keyakinan untuk sawahnya. Singkatnya bahwa selama kita bekerja dan menikmati ditambah satu rasa maka beban akan menjadi semangat.

Tulisan ini adalah ungkapan rasa dari penulis sendiri, tidak ada yang istimewa namun sekedar menumpahkan apa yang tidak bisa diungkapkan. Salah satu kecanggihan manusia adalah mampu merubah keadaan yang berat menjadi sebuah kreasi kreativitas @creativity @creativecrypto. Terimakasih sudah membaca dan mohon masukan serta saran dari steemian semua.