Anak-anak laut di Tijien Daboh

Hari itu ketika matahari beranjak pulang, langit masih sangat terang. Pukul 5 sore, seharusnya langit sudah mulai mengganti warnanya jadi kemerahan. Namun hari itu matahari seakan masih tetap ingin meluangkan sore untuk anak-anak bermain.
IMG_20180529_183333.jpg
Tepatnya di tepi pantai Tijien Daboh kabupaten Pidie Jaya, suara anak-anak bersorak sorai bermain bola. Tentu kebiasaan itu mereka lakukan sambil menunggu Ayah atau Abang mereka pulang melaut.
Foto-0365.jpg
Aku duduk pada sebatang kayu sebesar badanku. Kuyakin sudah lama tergeletak di pinggir pantai, menyaksikan kegembiraan itu, dan memotret mereka yang sedang bermain.
IMG_20180529_183444.jpg
Tak lama kemudian sepasang perahu dengan tumpukan jaring di tengahnya menepi secara lambat. Seakan, berat membawa beban. Ombak menyundul perahu mereka sehingga oleng ke kanan dan ke kiri.

Anak-anak yang sedang bermain itu, lekas meninggalkan lapangan bola yang mereka buat sendiri dengan tiang gawang dari cabang kayu dari tepian pantai yang di hempas ombak.
IMG_20180529_183417.jpg
Perahu menepi. Tiga orang loncat, kemudian mendorong perahu hingga naik ke pundak pantai. Dua raga ikan penuh. Eungkot ciriek meujampu ngen Aneuk sabee. Meunyoe ta payeh Mangat lagoina.
IMG_20180529_183222.jpg
Anak-anak tadi tersenyum senang melihat hasil tangkapan Ayahnya. Saat itulah matahari pamit undur, seakan puas melihat kebahagian anak-anak sebelum gelap menggantinya. Dan mereka pulang. Aku pulang. Matahari pulang. Burung-burung pulang, membiarkan laut di sepuh malam.
IMG_20180529_183509.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now