Kamuflase Stereotipe Dunia Barat dibalik Hijab muslimah

Kamuflase Stereotipe Dunia Barat dibalik Hijab Muslimah

image

Wanita merupakan makhluk yang sangat istimewa dan sangat dijaga kehormatannya, bahkan didalam islam wanita diangkatkan derajatnya dari kaum laki-laki. Keistimewaan wanita didalam islam tidak hanya berlandaskan teori saja, kendati demikian islam sangat menjungjung tinggi kehormatan dan kewibawaan seorang wanita hingga berbagai peraturan spesialpun hanya diberlakukan kepada wanita dan tidak ada bagi kaum laki-laki. Diantara peraturan islam yang spesial bagi kaum wanita adalah perintah untuk menutup aurat diseluruh tubuhnya bagi setiap mereka yang sudah mencapai umur serta berakal sehat berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al-Azhab : 59).

Maka dari itu, jilbab sudah menjadi atribut yang sangat fundamental dalam islam. Tidak diherankan lagi jika kita melihat Negara islam itu dipenuhi dengan wanita berjilbab/berhijab seperti wanita-wanita di timur tengah dan di berbagai belahan Negara islam lainnya, bahkan dengan kemajuan teknologi dan media massa yang berkembang pesat hijab sudah menjadi bagian dari fashion muslimah yang dikemas sedemikian rupa dengan style dan gaya yang beraneka ragam. Kendati demikian tidak semua kalangan dapat menerima dengan hadirnya wanita berjilbab ini terutama adalah mereka yang anti islam, mungkin di Indonesia dengan penduduk mayoritasnya beragama islam wanita dapat dengan leluasa mengenakan jilbab kemanapun mereka ingin pergi tanpa ada rasa takut ataupun was-was dengan orang-orang disekitarnya. Namun itu akan terasa berbeda jika mereka berada di Negara ataupun wilayah-wilayah yang penduduknya minoritas islam, mereka harus berpikir dua kali jika ingin mengenakan jilbab didepan orang-orang disekitarnya karena tanggapan yang didapat kemungkinan bernilai negatif. Pertanyaannya adalah kenapa Negara-negara yang anti islam ini sangat benci terhadap atribut-atribut islami seperti jilbab bahkan cadar ? Ya, dikarenakan pemahaman yang melekat pada mereka adalah bahwa islam itu agama yang anarkis dan radikal serta tempat bersarangnya para teroris-teroris musuh dunia seperti ISIS dengan tindakannya yang tidak manusiawi.

Oleh sebab itulah, masyarakat dunia khususnya yang anti islam mengklaim bahwa wanita berjilbab maupun bercadar itu adalah teroris. Mereka akan sangat curiga apabila ada wanita yang mengenakan atribut islam berkeliaran disekitarnya bahkan kecurigaan mereka dinilai sangat berlebihan seperti mengira akan ada bom yang disembunyikan dibalik jilbabnya tersebut. Hal seperti ini tentu akan membuat para wanita berjilbab terganggu baik secara psikologi maupun mental, mereka harus memikirkan secara matang jika ingin berkunjung ke Negara-negara yang islamifobia karena memang secara fisik juga sangat berbahaya seperti halnya kasus-kasus yang terjadi di inggris dimana tindakan-tindakan rasisme terhadap muslim semakin meningkat seperti yang terjadi pada mei 2017 seorang wanita muslim yang berjilbab mendapatkan perlakuan yang anarkis dari dua warga inggris yang melampiaskan kebenciannya terhadap islam. Dan berbagai kasus  tindak kejahatan lainnya yang didapatkan warga muslim dari orang-orang islamifobia. Dewan Muslim Inggris dan Gereja Inggris mengecam angka kekerasan akibat kebencian yang tinggi, bahkan mencapai puncaknya pada tahun 2014 berdasarkan laporan polisi di Inggris dan Wales sejak 2012. Kasus kebencian dalam tiga tahun terakhir mencapai lebih dari 47 ribu kasus. Kaum muslimin menjadi korban utama dalam berbagai kasus ini.

Kalau kita mengkaji dari latar belakangnya kekerasan terhadap muslim meningkat di inggris maupun di Negara islamifobia lainnya itu sejak berkembangnya ISIS di Irak dan Suriah. Objek sasaran yang paling lunak oleh tindakan resisme ini adalah terutama wanita-wanita yang mengenakan jilbab maupun cadar yang memang sangat khas dengan atribut keislamannya, sedangkan laki-laki tidak begitu terlihat akan identitas keislamannya. Wanita berjilbab di Negara tersebut sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil serta didiskriminasi oleh kelompok orang yang anti islam baik di tempat mereka bekerja maupun didepan khalayak umum sekalipun. Bahkan tak jarang pula mereka mendapatkan kekerasan yang dinilai fatal seperti penyiraman air raksa oleh orang-orang yang tak dikenal.

Begitu juga di Negara lain yang penduduknya minoritas islam seperti yang terjadi di korea selatan, seorang wanita muslim yang berasal dari Rusia diundang oleh salah satu stasiun TV korea untuk menceritakan hal pahit apa yang ia rasakan ketika pertama kali menginjak kaki di Negara gingseng tersebut, dan jawaban wanita tersebut membuat penonton di studio menjadi iba, betapa tidak dia mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak sepantasnya seperti didiskriminasi di lingkungan sekitarnya. Tidak hanya itu, anaknya pun menjadi objek sasaran di lingkungan sekolahnya dari orang-orang yang menganggap islam sebagai agama teroris. Wanita itu juga mengaku pernah mendapatkan kekerasan fisik terhadap dirinya hanya karena alasan dia seorang muslim dan beratributkan jilbab di kepalanya.

Kondisi yang demikian diperparah lagi sejak terjadinya peristiwa aksi teror World Trend Center 11 september di Amerika Serikat  pada tahun 2001 yang menewaskan sekitar 2977 orang dan 6000 lainnya luka-luka, yang dikalaim bahwa serangan ini mutlak dari kelompok islam yaitu al-Qaeda. Kemarahan dan kebencian terhadap islam pun meningkat diberbagai belahan dunia terutama dibumi barat yang memang mayoritas penghuninya adalah non muslim.

Dunia mulai memandang islam sebagai agama teroris, radikal dan penuh dengan aksi teror, padahal jika kita mengkaji itu hanya aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan tertentu pula. Bahkan islam sendiri tidak pernah membenarkan tindakan maupun aksi teror dari kelompok tersebut. Namun, mata dunia berkata lain mereka melihat apa yang tampak tanpa mengkaji seperti apa masalah yang sebenarnya. Akibat dari semua ini masyarakat muslim dunia terutama wanita-wanita menjadi bias daripada aksi terorisme. Seperti kata pepatah “seorang makan nangka , semua kena getahnya” iya, maksud nya adalah satu orang yang berbuat namun orang lain yang menanggung akibatnya. Begitu juga dengan ini, hanya kelompok islam tertentu saja yang melakukan aksi teror namun semua islam didunia ini dipandang sebagai terorisme, sungguh sangat disayangkan seharusnya islam adalah agama yang dihortmati dan dimuliakan dimata dunia namun berbalik menjadi agama yang paling dibenci dan sering dianggap teroris oleh masyarakat dunia. 

Dengan adanya anggapan ataupun pemahaman dunia terhadap islam yang demikian tentu sangat mengusik jiwa para muslim. Mereka merasa tidak dianggap manusiawi dan berjiwa teroris terlebih disaat mereka berada dalam lingkungan anti islam. Berbagai perlakuan yang tidak diinginkan menimpa mereka. Kondisi yang seperti ini tentu menjadi beban pikiran orang muslim yang berada di Negara-negara yang islamnya minoritas dan para turis muslim akan berpikir dua kali jika ingin berkunjung ke Negara-negara tersebut. Bahkan calon mahasiswa muslim internasional pun merasa takut jika ingin melanjutkan study disana.

Seperti hal nya pengadilan Tinggi Uni Eropa yang memutuskan bahwa perusahaan berhak melarang staffnya memakai simbol agama yang tampak termasuk jilbab, dikarenakan jika perusahaan memperkerjakan wanita berjilbab ini akan membuat perusahaan tersebut menjadi kehilangan pelanggan dan sebagainya. Nah, disini kita melihat bahwa pemerintah lebih mengedepankan kepentingan perusahaan daripada hak-hak warga negaranya. Keputusan ini sekaligus merupakan serangan langsung atas para perempuan berjilbab yang bekerja. Pengadilan juga memberikan keputusan akhir kasus dua Muslimah di Perancis dan Belgia yang dipecat dari pekerjaannya karena menolak melepaskan jilbab karena kewajiban agama. Bahkan seorang mahasiswa muslim Perancis mengaku merasa bahwa keputusan ini akan membuat kehidupan kesehariannya menjadi sulit dan dia melihat bahwa keputusan itu merupakan ancaman langsung keberadaannya di Negara nya sendiri. bahkan, beberapa waktu yang lalu sejumlah partai politik di Perancis mempertimbangkan larangan pemakain jilbab di ruang publik dan universitas, disini dia merasa bahwa keputusan ini bukan merupakan langkah maju, melainkan ini hanya bentuk dari kebencian yang menarget etnik muslim yang memang minoritas di Negara tersebut. 

Jika mata dunia sudah menganggap wanita berjilbab itu adalah teroris, maka bagaimanakah nasib wanita-wanita yang berjilbab terutama mereka yang berada di Negara yang salah paham dengan islam, mereka akan hidup dalam keadaan terasingkan dari lingkungan dan tidak jarang pula mendapatkan perlakuan yang kasar dari orang-orang sekitarnya, mencari pekerjaan disana bukan hal yang mudah bagi mereka bahkan yang sudah bekerjapun bisa dipecat hanya gara-gara jilbab karena dianggap membahayakan perusahaan. seutuhnya jilbab bagi wanita muslim bukan hanya sekedar budaya melainkan sebuah perintah yang memang wajib ditaati. Disaat kewajiban yang harus mereka jalankan dianggap bertentangan dengan adat lingkungan, apa yang harus mereka lakukan ??? pemerintah pun tak pernah mendukungnya. Ini semua karena persepsi dunia terhadap islam sudah tercoreng hanya gara-gara beberapa kelompok yang mempunyai kepentingannya sendiri, semua muslim kena batunya. Untuk itu, mari kita semua umat muslim membangun kembali citra islam yang dibumbui oleh perdamaian dan sikap menghargai yang tinggi terhadap sesama maupun dengan yang berbeda ideologi. Karena suatu bangsa akan dihargai apabila bangsa tersebut punya sikap menghargai terhadap bangsa lain. Kita akan dihargai oleh dunia apabila kita juga menghargai dunia tersebut. Islam akan dipandang positif jika aktor yang berperan didalamnya bersifat protagonis. Begitu juga sebaliknya, islam dinilai anarkis karena memang mata dunia melihat tumbuh suburnya para teroris. Dengan demikian, ciptakan pemandangan islam yang indah terhadap dunia maka mata yang melihatpun akan mengatakan indah. Agar semua itu terwujud maka sudah sepantasnya bagi muslim sejati untuk  berpegang teguh pada anjuran Al-Qur’an serta mengikuti sunnah Rasulullah Saw. 

Karya opini oleh: @anirosana97

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now