Action Plan with (IYMDS) Indonesian Youth Marine Debris Summits

image

Seluruh Peserta IYMDS dan Masyarakat kampung deudap

Jika mendengar istilah “Sampah” yang terlintas dibenak kita adalah sesuatu benda yang menjijikkan, terbuang, memiliki aroma yang busuk dan sudah pasti tidak enak dilihat mata. Sampah sendiri di artikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan isu dunia yang saat ini sangat sulit untuk diatasi mengapa tidak semakin pesatnya pengetahuan dan kemajuan teknologi seharusnya dapat mengatasi permasalahan sampah namun kenyataannya kemajuan teknologi justru menambah rasio sampah yang tersebar di seluruh dunia.

Indonesia sendiri termasuk negara penghasil sampah terbesar didunia setelah china, tidak tanggung-tanggung jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 3,2 Juta Ton (Jurnal Science, Februari 2015). Sampah yang paling banyak ditemukan yaitu sampah plastik yang keberadaannya tersebar melalui jalur perairan Indonesia khususnya aceh. Inilah yang mendasari Action Plan Indonesian Youth Marine Debris Summits yang dilaksanakan selama tiga hari 20-22 April 2018 di desa deudap, pulo nasi, pulo aceh. Aksi yang dilakukan berupa bersih-bersih pantai dengan sampling shoreline yang digagas oleh National Oceanic and Athmospheric Administration (NOAA) dan serangkaian aksi penanaman pohon serta sosialisasi pemanfaatan sampah anorganik. Aksi ini dinamai Aksi Sapta Pesona yaitu kegiatan diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Negara kita khususnya pulau aceh. Kegiatan kali ini dilaksanakan untuk memperingati hari bumi.

image

Pulo aceh merupakan salah satu kecamatan aceh besar dan merupakan daerah Administrasi Tingkat III yang terletak paling barat di Indonesia. Pulo aceh sendiri terletak dikawasan samudra hindia sehingga setiap kali angin laut berhembus kedaratan pulau akan membawa material sampah dari seluruh pelosok dunia menuju pantai di kawasan ini. Pulo aceh sendiri sangat potensial untuk dijadikan objek wisata karena keindahan pantai dan surga bawah lautnya yang patut diacungi jempol namun sangat disayangkan setiap tahunnya pulo aceh mendapatkan sampah kiriman dari berbagai Negara sehingga mengganggu keindahan dan ekosistem di sekitar perairan.

image

Aksi Sapta Pesona ini diawali dengan penanaman pohon oleh perwakilan kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dan Geuchik desa deudap yaitu penanaman pohon yang bermanfaat seperti durian, jambu, kelapa, mangga dan lain-lain yang kemudian dilanjutkan dengan Peugleh Pasie (bersih-bersih pantai) oleh seluruh peserta IYMDS beserta masyarakat gampong.

image

Aksi bersih-bersih pantai ini sekaligus merupakan penelitian yang dilakukan sejumlah komunitas yang akan dilaporkan untuk mendata jumlah sampah yang tersebar pada kawasan pulo aceh. Teknik yang digunakan untuk membersihkan pantai yaitu sampling shoreline yaitu dengan menentukan area yang pasti untuk mengutip sampah biasanya diukur panjang garis pantai 100 m dan lebar 3-6 m. Kemudian sampah tersebut di pilah menurut jenisnya, ukuran, merek, dan Negara asal penghasil sampah. Teknik ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi sampah pada lokasi tetap secara periodic yang rutinnya setiap enam bulan sekali. Hasilnya dapat dilaporkan kepada pihak pemerintah maupun perusahaan yang menghasilkan sampah tersebut untuk dapat melakukan tindakan terhadap daerah tersebut

Area Sampling yang kami lakukan Kami 100 x 5 meter sungguh mengejutkan kami mendapati banyak sekali sampah yang berasal dari Indonesia sendiri maupun luar negeri seperti brazil, Thailand, china, singapura dan paling banyak sampah yang berasal dari negeri jiran malasya. Selanjutnya sampah tersebut kami pilah menurut jenis, ukuran, merek da nasal negaranya, sampah yang diperoleh berupa botol kaca, plastic, botol minuman, bungkusan, sandal, kaca, tali tambang dan banyak lagi. Dari 100 x 5 meter kami mendapati kurang lebih 200 Kg sampah.

Setelah selesai bersih-bersih pantai masyarakat diajak untuk mendengarkan materi sosialisasi pengolahan sampah terbuang menjadi sampah bernilai ekonomi. Penjelasan ini disampaikan oleh kak rubama yaitu salah satu penggerak gampong nusa yang berhasil mengajak warganya untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna dan tentunya memiliki nilai ekonomi. Kak rubama mengatakan bahwa sampah yang sampai ke pulau nasi ini bukanlah sesuatu masalah melainkan kesempatan emas untuk menaikkan ekonomi masyarakat dengan cara mengolahnya. Kak rubama menenjukkan hasil karya yang berasal dari sampah yang dapat diubah menjadi produk kerajinan seperti tas, tempat tissue, dompet, sandal, bingkai dan banyak lagi lainnya. Aksi ini kemudian ditutup dengan pembagian paket sembako untuk yatim dan dhuafa serta pembagian alat kebersihan desa. Semoga serangkaian kegiatan ini menjadi salah satu inspirasi bagi segenap masyarakat untuk membuat kegiatan produktif dan bermanfaat

#sichee

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now