Uzlah

Uzlah adalah menetapnya seseorang pada tempat yang jauh dari keramaian (menyendiri), sebagian ulama berpendapat uzlah adalah pekerjaan hati, artinya meskipun seseorang berada di tengah-tengah keramaian tetapi hatinya masih tetap menyendiri (fokus kepada Allah). Berbeda dengan khumul yaitu orang yang tidak ingin terkenal atau tidak ingin berhubungan dengan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa uzlah lebih khusus daripada khumul karena dalam uzlah terdapat dua unsur sebagai barometer seseorang yang ingin menjadi baik.

Pertama yaitu tarak (meninggalkan segala sesuatu yang dapat menghambat kesembuhan) dengan uzlah kita dapat membersihkan hati, Ibnu Atho’illah berpendapat bahwa uzlah diibaratkan sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit manusia, lebih-lebih penyakit yang berhubungan dengan hati. Kedua fikroh (berpikir untuk mendekatkan diri kepada Allah) untuk lebih mempercepat penyembuhan.

Perlu diketahui uzlah mempunyai tatacara yang harus dilakukan seperti cara mengkonsumsi obat, sebagai obat tentu tidak diperbolehkan berlebihan, karena akan menghilangkan sifat sosial kita.
Manusia akan menjadi sempurna kebaikannya ketika dapat mengendalikan nafsunya dengan cara uzlah dan berfikir atas keagungan Allah, karena nafsu adalah salah satu komponen yang ada didalam tubuh manusia, yaitu terdari dari ruh, jasad, ilmu, dan nafsu.

Meskipun sekilas nafsu dipandang sebelahmata daripada komponen-komponen penting lainnya, namun nafsu merupakan perkara yang dapat menjerumuskan manusia menuju jurang kehinaan dan kepedihan. Nafsu juga ibarat penyakit yang jika dibiarkan akan semakin parah, namun begitu, Allah juga memberikan akal pada diri setiap manusia agar dapat mengekang dan mengendalikan nafsu.

Berbeda dengan setan yang hanya memiliki nafsu saja, manusia dapat meraih derajat yang lebih tinggi dari malaikat jika dapat mengendalikan nafsu dengan akalnya, namun manusia juga dapat menjadi lebih hina dari setan jika mengumbar nafsunya.

Akal harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya misalnya untuk berpikir tentang segala penciptaan alamraya ini. Termasuk berpikir tentang diri sendiri semisal dari siapa diri kita dan penciptaan kita, atau tentang apa saja yang sudah kita lakukan dalam hidup ini, atau tentang waktu yang sudah kita lalui dengan kemaksyiatan, yang mana haru kita taubati, atau waktu yang dilalui dengan ibadah dan kebaikan yang harus kita syukuri. Tentu kita ketahui bahwa hakikatnya segala sesuatu merupakan pemberian Allah dan akan kembali kepadaNya.

Alhasil kehidupan ini boleh dinikmati, namun begitu, kita semua akan meninggalkannya. Dunia ibarat bercocok tanam, hasil yang kita terima bergantung pada apa yang kita tanam. Tentu hasil yang dimaksud ialah hasil yang abadi di akhirat kelak. Dunia juga merupakan tempat ujian, baik dalam kondisi nyaman maupun sebaliknya.

Maka uzlah dapat menjaga kita dari hiruk-pikuk duniawi dan dari apa saja yang dapat melupakan kepada Allah yang maha menguasai apa yang ada di dunia dan akhirat.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now