ACEHNOLOGI BAB 32 (DARI TEUNGKU KE USTAZ)

cakaplah_rvs3w_14435.jpg

Pada kesempatan kali ini saya akan me-review buku acehnologi yang terdapat dalam bab 32, yaitu tentang Dari Teungku ke Ustaz. Pada umumnya, pendidikan islam di aceh lebih banyak dikontrol oleh para ahli agama lokal yang dikenal dengan istilah teungku. Teungku memiliki peran yang cukup signifikan dalam perkembangan ajaran islam di aceh, dalam kehidupan islam sehari-hari di aceh. Pada hakikatnya, tidak sedikit yang memandang bahwa teungku adalah kelompok ulama lokal dan guru di kampung atau dayah.

Adapun ustaz juga memiliki peran tersendiri, tidak hanya di pondok pesantren tetapi juga sebagai juru dakwah. Kedua kelompok ini telah dikenal luas di aceh. Namun, dalam dua dekade terakhir, setelah adanya pondok pesantren modern, panggilan ustaz telah diterima sebagai gelar dalam bidang keagamaan di aceh.

Meskipun begitu peran ulama di aceh sangat berpengaruh terhadap sejarah kedatangan islam hingga bergabung menjadi bagian dari republik indonesia. Semasa kerajaan islam, para ulama menjadi penasihat khusus bagi sultan atau sultanah. Pada era perang melawan belanda, ulama juga tampil sebagai pahlawan yang menggunakan ideologi jihad sebagai bentuk dari perang di jalan allah.

Di aceh, para ulama dikenal dengan panggilan teungku, abu, abi, waled, abati dan abon. Ulama yang paling tinggi dikenal dengansebutan abu (bapak), yang dihubungkan dengan kampung halaman beliau, seperti abu tanoh mirah, abu awe geutah, dan abu tanoh abe. Nama-nama panggilan yang terhubung dengan kampung halaman beliau mengisyaratkan bahwa mereka mengontrol pola hidup keagamaan masyarakat.

Kita sebagai orang aceh patut berbangga karena memiliki dua kelompok spiritual yang ahli dalam keagamaan islam, tidak ada yang salah dari keduanya, tidak perlu memilih dari keduanya, mereka sama-sama memperjuangkan agama allah di ranah aceh ini. Ajaran mereka tidak berpaling dari ajaran islam. Mereka memiliki peran tersendiri di bagian tempat tersendiri. Jangan sampai kita sebagai orang aceh bertengkar cuma gara-gara hal yang sepele. Ambil hal positif yang diajarkan oleh keduanya dan dengarkanlah nasehat-nasehat dari mereka. Siapapun itu tidak mesti ulama ataupun ustaz.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now