DILAN vs BIDAN ~ Antara Rindu dan Pengabdian


Dilan.jpg
Source


Selamat dini hari buat rekan-rekan steemian sekalian..

Maaf mengganggu waktu istirahatnya. Ada hal penting dan sangat mengganggu pikiran saya malam ini yang harus segera disampaikan agar saya bisa ikhlas dalam memejamkan mata dan menjemput mimpi indah bersama "Milea" malam ini. Ngarep banget ya? Namanya juga impian boss. hehe

Aktivitas ngopi malam tadi sedikit diwarnai insiden menarik, dimana Sanger (espresso-susu) yang pada dasarnya perpaduan rasa pahit dan manis menjadi bertambah rasa asam-asin layaknya permen nano, serta bibirpun jadi lebih sumringah dari biasanya. Why? Hal ini terjadi saat membuka aplikasi instagram di Andriod Redmi Note 3 Pro (promosi) yang saya miliki. Saat jempol sedang menari mengintip setiap postingan yang ada, alih-alih melihat foto narsis ala-ala kids zaman now, yang muncul malah satu postingan yang menuntut mata berhenti untuk melafadzkan isi yang tertulis disana. Berikut barisan kata yang tersemat dalam tulisan dari postingan tersebut;

Teruntuk Dilan..

Yang berat itu bukan rindu, Dilan
Yang berat itu jadi Bidan
Gaji tak seberapa
Resiko luar biasa

Konsentrasi tak boleh sedikitpun hilang
Nyawa pasien bisa melayang
Jam tidur kami tak sehat
Istirahat sesaat bisa dilabrak pejabat

Dilan..
Keluarga kami tinggal, demi masyarakat sehat
Walaupun dirumah anak sedang tak sehat
Pelayanan tak kenal waktu yang tepat
Cuaca tak bersahabat pun kami harus berangkat

Dilan..
Dari pada kamu mengumbar rindu terlalu berat
Lebih baik kamu coba jadi Bidan sesaat
Salam rindu dari Bidan
Yang belum sempat nonton Dilan

Bukan karena hujan
Tapi karena liburan kami hanya cukup angkat jemuran

Wah..wah.. Dalam sekali bukan? Silahkan berikan komentar apa yang rekan-rekan rasakan saat membaca serangkaian kalimat yang layaknya puisi itu.

Malam tadi, saya secara pribadi harus berterima kasih pada penulis novel dan sutradara "Dilan 1990", berkat kutipan dalam novel/film tersebut, rekan-rekan kita dari Korps Mabid (serasa kayak Kopassus..hehe) atau istilah "Ma Bidan" dalam versi Aceh, bisa curhat apa yang mereka rasakan selama ini. Ternyata dibalik Uniform putih-putih mereka tersimpan keluh-kesah yang selama ini mungkin luput dari perhatian kita. Semoga postingan ini dapat memberikan gambaran real kehidupan Bidan yang sesungguhnya.

Khususnya buat bro-bro and sis yang ngaku single dan ingin punya istri/suami berprofesi medis, juga utamanya buat saya sendiri yang juga masih single tulen (beneran promosi). Wkwkwk

Jelas postingan ini saya dedikasikan untuk mereka-mereka yang berseragam putih-putih. Apa yang dirasakan oleh pemilik akun instagram yang juga merupakan adik angkatan saya dikampus dari jurusan Akademi Kebidanan (Akbid) ini adalah potret nyata apa yang mereka pendam selama ini, juga tidak tertutup kemungkinan dirasakan oleh semua orang yang berprofesi sama, baik dari kalangan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), maupun korps sejenis lainnya. Melalui postingan ini saya juga mengajak kita semua untuk membuka mata hati dalam menilai kinerja mereka.

Hakikatnya manusia tentu memiliki sisi khilaf dan salah, namun dedikasi yang telah mereka persembahkan bagi kehidupan bangsa ini sangat layak untuk kita apresiasi.

Apalagi yang berniat mainin perasaan para Bidan, Nah!! Lhoh!!


Bidan mantan.jpg

Source


Disebabkan tidak banyak mengenal steemian yang berprofesi sebagai tenaga medis, saya berharap kepada senior @dokter-purnama dan @razack-pulo serta beberapa steemian lainnya bersedia menjadi perantara agar pesan ini tersampaikan kepada mereka.
Cc. @alidrus @yunitayuni89 @yunitayuni @ratna87 @sariarizka dan seluruh rekan-rekan medis di dunia.

Meunan sit menyoe berkenan lon lake tulong resteem bak adun @levycore dan @aiqabrago bah rame yang baca, menyoe meutamah upvote nyan mungkin bonus bagi ulon tuan, hehe

Best Regard
@rizkyfajar


IMG-20180225-WA0015.jpg


H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
29 Comments