Ini adalah pertemuan antara generasi @pap dan generasi @zeds. Tentu ini bukan pertemuan pertama, karena kita telah bertemu dan menjalin ikatan yang sekarang entah @senja.jingga yang keberapa.
Jika saja anda membaca @kitablempap, tentu akan menemukan itu tertulis rapi di sana, dengan tinta @iekupi berwarna hitam pekat, yang bertekstur @bulukat.
Apalagi jika bukan ke sini untuk melakukan Meet Pap, di markas para Lempap. Setelah mengikuti meet up para Steemian di Bandung tentu saja. Hai, salam balik ya kak @mariska.lubis.
Oh ya, ber @kemul di sini janganlah dianggap untuk berkoalisi merencanakan kudeta terhadap para @kurator. Bukan pula untuk menggalang kekuatan dalam rangka meruntuhkan keraton Yogyakarta. Walaupun yang ditemui di sini mulai dari @cucoabuchiek hingga @cucoraja.
Boleh dibilang ini adalah pertemuan kecil-kecil @caberawit, dan bukanlah pertemuan yang @akbarrafs, seperti yang senter diberitakan @radiomeuigoe dan media masbro @misbahjuli.
Sejatinya kami hanya ingin berhappy ria saja, melanggak lenggok berjalan menelusuri trotoar Malioboro saat @homalamba tiba, dan menikmati live music di depan monumen serangan umum sebelas maret, yang pernah menjadi tempat berkumpulnya para @marxause.
Izinkan juga, melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan ketidakberhasilan dalam mengajak mereka menikmati gudeg Jogja. Bukan apa-apa, itu karena mereka tidak yakin bahwa gudeg juga dimasak dalam @kanotbu.
Bukan itu saja, saya kira penyebab besar mereka tidak mau menikmati makanan tradisional kota pelajar ini adalah juga karena mereka fanatik pada @bookrak.
Oke, itu saja, kalau menurutmu cerita ini apek, jangan lupa @fooart ya!?
Biar saya @harock dan kamu pun banyak @fararizky. Salam lempap!
