With the vast landscape, strategic geographic location as well as abundant natural results makes the target area as Aceh's conquest by the colonizers.
Any resistance arising from all directions, the battle was not right, the fighters martyrs continue to be irreplaceable, not only males are the leading, any woman not less dare to unsheathe the sword.
Some of his have been recorded in the history books as the world's intrepid Heroine from Aceh.
Dengan bentang luas, lokasi geografi strategis serta hasil alam melimpah ruah menjadikan Aceh sebagai daerah target penaklukan oleh para penjajah
Perlawanan pun timbul dari segala penjuru, pertempuran tidak terelak kan, pejuang yang syahid terus tergantikan, tidak hanya lelaki berada digarda terdepan, wanita pun tidak kalah berani menghunus pedang
Beberapa diantara nya telah tercatat dalam buku sejarah dunia sebagai Srikandi pemberani dari Aceh
## Admiral Malahayati Was an **first Admiral woman on the world** who came from a noble family and is located on the golden age of the Sultanate of Aceh. The best graduates of the Military Academy of Sultan Selim II Division _ Fighters Baitul Muqaddas _ The beautiful women and the first jumper into the Netherlands ship with a drawn sword and stabbing to death Cornelis de Houtman. As well as the Sultan Iskandar Muda together against the invasion fleet from the Portuguese under Alfonso de Castro. Smarter foreign language as well as a hand-picked negotiator and has headed diplomacy when dealing with Sir James Lancaster the emissary of Queen Elizabeth II. Served as the leader of the escort three ambassadors of the Acehnese facing Prints of Mauritius. Delegates becomes the first Envoy of Kingdom of Asia and as a marker that Aceh is the first sovereign of the Kingdom recognized the independence of the Netherlands colonies of Spain. Initiated his Fortress _Inong Balee_ woke up as the center of the main defense of the Malacca Strait and lead the 2000 troops and 100 warships make Maritime of Aceh as the strongest in Asia in the 17th century.
Adalah seorang Laksamana perempuan pertama didunia yang berasal dari keluarga Bangsawan dan berada pada masa keemasan Kesultanan Aceh.
Lulusan terbaik dari Akademi Militer Sultan Selim II divisi Pejuang Baitul Muqaddas
Perempuan berparas cantik dan pelompat pertama ke dalam kapal Belanda dengan pedang terhunus dan berhasil menikam mati Cornelis de Houtman.
Serta bersama-sama Sultan Iskandar Muda melawan invasi armada laut dari Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Castro.
Pintar berbahasa Asing serta seorang negosiator ulung dan pernah memimpin diplomasi saat berhadapan dengan Sir James Lancaster sang utusan Ratu Elizabet I.
Menjabat sebagai pemimpin pengawalan tiga duta Aceh menghadap Prints Mauritius. Duta-duta tersebut menjadi utusan pertama dari Kerajaan Asia dan sebagai penanda bahwa Aceh adalah Kerajaan berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan Belanda dari jajahan Spanyol.
Menggagas terbangun nya Benteng Inong Balee sebagai pusat pertahanan utama selat Malaka dan memimpin 2000 pasukan serta 100 kapal perang menjadikan Maritim Aceh sebagai yang terkuat di Asia pada abad ke - 17.
## Cut Nyak Dhien Born as an enemy to be feared and respected by the Netherlands. War with a blaze of passion _Sabilillah_ abstinence receded before the war was over. When the flames burned his hometown, along Teuku Umar exploring jungle of Aceh. Fought in guerrilla warfare but also very brave in open war without care will have eyes that are blind, as well as an increasingly debilitating old physical. When the followers felt will be his health declining, they show up hiding the _ Queen of War_ to the Netherlands with the agreement _are treated as respectable women prisoners_ until finally the Netherlands managed to capture her in Manggeng, Aceh Barat River in 1905. But the Netherlands defected by holding him in the Dungeon of the building Staduis, Batavia. And then exiling him to Sumedang, West Java, which is very far from Aceh. A long suffering which is not revealed, until he finally close eyes forever on November 6, 1908.
Terlahir sebagai seorang musuh yang disegani dan dihormati oleh Belanda.
Berperang dengan kobaran semangat Sabilillah pantang surut sebelum perang usai.
Saat kobaran api membakar kampung halaman nya, bersama Teuku Umar menjelajahi hutan rimba Aceh.
Berperang secara gerilya tapi juga sangat berani dalam perang terbuka tanpa peduli akan mata yang telah buta serta renta fisik yang semakin melemahkan.
Ketika para pengikut merasa iba akan kondisi kesehatan nya yang semakin menurun, ditunjukilah persembunyian sang Ratu Perang kepada Belanda dengan perjanjian diperlakukan sebagai tahanan perempuan yang terhormat hingga akhirnya Belanda berhasil menangkap nya di Sungai Manggeng, Aceh Barat pada 1905.
Tapi Belanda berkhianat dengan menahan nya di dalam penjara bawah tanah Gedung Staduis, Batavia.
Lalu kemudian mengasingkan nya ke Sumedang, Jawa Barat yang sangat jauh dari Aceh.
Sebuah penderitaan panjang yang tidak terungkap, hingga akhirnya beliau menutup mata selamanya pada 6 November 1908.
## Cut Meutia After her husband's death executed in Lhokseumawe result was accused by Netherlands as the perpetrators of the attack on the bivouac patrol leader by Sergeant Vollaers who are sheltering in Meunasah Meurandeh Paya - Lhok Sukon in 1905. Cut Mutia increasingly vigorous attacks and ambushes against troops shared his second husband Netherlands namely Pang Nanggroe to wilderness land of Gayo. At the end of October 1910, a terrible Battle with the forces of _Marsose_ make the fall Cut Meutia was shot in the head and the last breath beautiful smile with the face as beautiful heroine Of Nation.
Cut Meutia was not only very beautiful, but she also has a good looking body and exciting. With the custom of wearing beautiful according to the custom of women in Aceh with siluweu (pants) silk Black Lake and shirt unbuttoned jewelry-gold jewelry in her bosom, and closed tight, with his thick black decorated ulee's Gold FIR (a type of jewelry hair) with the bracelet on his leg that circular wrist.
The woman was really an Angel
(H. c. Zentgraaff, 1983:151)
![image](
Setelah suami nya dihukum tembak mati di kota Lhokseumawe akibat dituduh oleh Belanda sebagai pelaku penyerangan bivak patroli pimpinan Sersan Vollaers yang sedang berteduh di Meunasah Meurandeh Paya, Lhok Sukon pada 1905.
Cut Mutia semakin gencar melakukan penyerangan dan penyergapan terhadap pasukan Belanda bersama suami kedua nya yaitu Pang Nanggroe hingga ke belantara tanah Gayo.
Pada akhir Oktober 1910, Pertempuran dahsyat dengan pasukan Marsose membuat Cut Meutia gugur tertembak di kepala dan menghembuskan nafas terakhir dengan senyuman indah secantik paras wajah sang Kusuma Bangsa.
Cut Meutia bukan saja amat cantik, tetapi ia juga memiliki tubuh yang tampan dan menggairahkan. Dengan mengenakan pakaian adatnya yang indah-indah menurut kebiasaan wanita di Aceh dengan siluweu (celana) sutera bewarna hitam dan baju dikancing perhiasan-perhiasan emas di dadanya, serta tertutup ketat, dengan rambutnya yang hitam pekat dihiasi ulee cemara emas (sejenis perhiasan rambut) dengan gelang di kakinya yang melingkar pergelangan lunglai.
Wanita itu benar-benar seorang bidadari.
(H.C Zentgraaff, 1983: 151)
Note :
All image is Illustrations, maybe different with others
Images Credit to google.com