YANG TAK PERNAH MERASA PUAS


 

 

 


source With edit canva app by me

Qana'ah adalah kunci meraih kemenangan hidup di jalan Allah SWT.

Menerima setiap nikmat yang kita punya, menghidupkan hati, menuju kebahagiaan yang hakiki.

 

Kehidupan yang bernilai adalah ketika kita mampu menikmati hidup setiap saat dalam keadaan apapun. Namun, kita manusia selalu saja merasa tidak puas, tidak cukup, dengan apa yang telah kita dapatkan dengan semua yang kita miliki, sehingga timbulah prasangka buruk terhadap takdir Ilahi.

Banyak dari kita yang berlomba-lomba meraih kesuksesan dunia, dengan alasan untuk mencapai kebahagiaan hidup. Tapi tanpa sadar justru kita melewatkan setiap momen kebahagiaan itu sendiri karena selalu merasa tidak puasnya hati kita menerima hasil usaha dan nikmat dari Allah SWT.

Bahkan tidak jarang orang yang bergelimang kesuksesan pun masih merasa kurang, terus bekerja keras tanpa henti, melupakan waktu untuk beribadah dan menikmati hari. Berharap dia akan menjadi paling sukses, paling tinggi kedudukannya padahal sebenarnya selalu ada langit di atas langit, maka saat dia tahu, timbulah rasa tidak puas dan merasa masih kurang dengan apa yang telah dimiliki. Lalu semua yang diraihnya itu tidak disyukuri karena menginginkan yang lebih tinggi.

Pagi ini aku semakin sadar, kalau kita sebagai manusia itu memang selalu merasa tidak puas. Dan ternyata bukan hanya orang Indonesia saja tetapi orang-orang Taiwan di sini. Mendengar percakapan beberapa orang dalam kereta.

Musim panas di Taiwan. Musim panas kali ini di Taiwan tidak pernah turun hujan, sehingga banyak orang-orang yang menggerutu pada Tuhan. Memaki dan membenci hujan.

Lalu kemudian Allah menurunkan hujan 4 hari berturut-turut tanpa henti, mengakibatkan banjir dan kerusakan-kerusakan lainnya. Pekerjaan mereka jadi terhambat, bahan pokok kebutuhan menjadi naik harganya, sayuran-sayuran yang melonjak tidak seperti biasanya, akhirnya di mana-mana orang mencaci hujan, menyalahkan hujan padahal jelas-jelas saat hujan tidak datang mereka menantikannya.

Manusia memang aneh, dan kupikir hanya orang Indonesia saja, ternyata semua sama, saat Allah menurunkan hujan manusia tidak menginginkannya, saat Allah tidak menurunkannya mereka memintanya. Lebih aneh lagi saat mendengar percakapan orang-orang tua dalam kereta pagi ini mengatakan kalau hujan dan segala musibah itu akibat presiden wanita pertama mereka. (konyol sekali ini)

 


source

Lebih konyol lagi seorang TKI yang pernah bercerita, kalau dia berjanji hanya sekali saja pergi bekerja ke Taiwan agar mempunyai tempat tinggal/rumah, karena di Taiwan itu susah ibadah, susah makanan halal, namun karena kebutuhan dia harus pergi. Kemudian seseorang menasehatinya untuk sebisa mungkin tetap melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, namun dia mengatakan kalau Allah juga tahu, keadaan dirinya, dan DIA pasti memahami hamba-Nya. Dia pun lalai dan melupakan perintah Allah SWT itu dengan alasan kalau Allah Maha Pemurah dan DIA Maha tahu. Padahal jelas-jelas dari sebelum berangkat sudah pasti dia tahu kondisi seperti itu, karena wajar saja masyarakat Taiwan mayoritas memang non muslim.

Tetapi dia berjanji pada dirinya dan Robbi, kelak nanti setelah tujuannya tercapai dia akan menjadi orang yang bertobat yang tidak akan pernah melupakan perintah dan kebaikan Allah. Namun, karena sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup itu, setelah mendapatkan rumah dari hasil kerja pertamanya kemudian dia pergi lagi dengan niat untuk memenuhi isi rumahnya.

Kelalaiannya menaati perintah Allah di Taiwan menjadi kebiasaan, dengan bangga dijadikannya kekuatan, kalau nanti setelah pulang akan bertobat. Begitu seterusnya, dari isi rumah ke mobil, terus tanah, sawah dan simpanan kekayaan lainnya hingga usia dia semakin tua dan hidupnya hanya terus mengejar dunia. Menumpuk harta namun sama sekali tidak membuat dia bahagia, karena merasa selalu masih kurang kemudian lupa pada janji pertamanya akan bertobat pada yang Kuasa.

Sampai suatu waktu dia jatuh sakit, harta dan semua yang dia miliki tidak mampu membuatnya kembali sehat. Begitulah Allah menguji manusia, dia tidak pernah berpikir bahwa menimbun harta adalah pekerjaan yang sia-sia dan tidak akan pernah selesai.

Lalu seseorang yang telah mendapatkan pekerjaan yang baik, majikan baik, makanan cukup dan halal, namun Ia merasa kurang karena tidak bisa keluar jalan-jalan menikmati keglamoran Taiwan, karena melihat pekerjaan orang lain sangat menyenangkan. Kemudian mencari pekerjaan lain, berpikir akan lebih baik begitu seterusnya hingga akhirnya justru terjerumus pada kemaksiatan yang hanya menyisakan penyesalan.

Ada lagi suami yang diberikan pekerjaan tetap, dengan seorang istri shaleha, cantik dan tidak kurang apa pun, namun hawa nafsu telah mengalahkan dirinya sehingga muncul ketidakpuasan. Bermain-main dengan wanita di luaran, sehingga rumah tangganya hancur.

Seseorang yang terus mengejar gelarnya, dengan alasan menuntut ilmu itu adalah sangat penting. Setelah didapat pun masih kurang karena memang masih ada gelar lain lagi yang lebih tinggi. Membiarkan hasil dari gelar pertama dan hanya menyibukan diri untuk gelar selanjutnya, tanpa berbagi pada yang membutuhkan. Sehingga hidup dan kepintarannya sia-sia saja karena sampai mana pun dia tidak akan pernah merasa puas, dan apa yang telah didapat tidak bermanpaat.

Begitulah manusia yang tidak pernah merasa puas, akhirnya ketidakpuasan itu justru merenggut semua yang telah dimiliki.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus mempunyai sifat qana’ah, agar kita selalu menjadi pribadi yang mampu menikmati hari dengan apa yang dimiliki dan terus mensyukuri nikmat yang Allah beri. Maka InsyaAllah ketidakpuasaan itu perlahan akan menjauh dari hati kita.

#selfreminder

 

Salam @nnaachlam


Posted from my blog with SteemPress : https://nnaachlam.com/tentang-qanaah-dan-hidup-damai/

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now