Kecanduan Steemit, Gelisah tapi Mencerdaskan

WhatsApp Image 2018-04-22 at 08.25.59.jpeg

Sejak aktif dalam menggunakan media sosial Steemit ini, saya punya kebiasaan baru. Tetapi sepertinya hal ini sudah bukan kebiasaan lagi, namun sudah masuk jadi kecanduan tingkat tinggi. Lantaran Steemit sudah menjadi ‘morfin’ yang meracuni saya saban hari.

Nyaris tak ada waktu sejak bangun pagi hingga tidur lagi tanpa bersentuhan dengan Steemit. Bahkan setiap jam, selalu saja saya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Steemit melalui gawai atau laptop. Semisal, usai mengunggah sebuah artikel di pagi hari, berikutnya setiap jam adalah melihat atau mengecek nilai postingan, menarik imbalan di wallet, membalas komentar, membuka situs coingec o untuk melihat update nilai harga Steem dan SBD. Begitulah selalu saban hari.

Selain itu, saya juga merasa gelisah ketika tidak punya waktu untuk mengakses media sosial Steemit ini, apa lagi tidak punya waktu untuk mengunggah tulisan sedari pagi hingga malam dikarenakan kesibukan lain. Hal ini betul-betul menjadi beban. Ibarat seseorang yang belasan jam terbang dalam pesawat, kemudian sangat ingin merokok. Pasti ia sangat menderita. Nah, kira-kira begitulah kondisi saya saat ini sahabat Stemians.

Seperti halnya pada Sabtu kemarin, saya hanya sempat mengunggah sebuah artikel dengan tajuk Aceh, Hukum Cambuk dan Sorotan Dunia, setelah itu saya tidak sempat lagi bersentuhan dengan akun saya untuk mengunggah artikel lain hingga malam harinya. Kondisi ini membuat saya tidak nyaman. Serasa ada hal yang tidak terpenuhi atau terpuaskan.

Begitulah Steemit sekarang dalam keseharian saya. Bahkan, tak hanya itu, topik pembicaraan dengan teman-teman pun saat ini sebagian besar berkaitan dengan Steemit. Maklum saja sahabat Stemians, semua teman ngopi saya sekarang sudah menjadi Stemians. Jadi tentu saja, meraka juga sangat responsif saat berbicara tentang Steemit, Steem, SBD, kripto, dan beberapa hal lain yang berkaitan.

BeautyPlus_20161205190237_save.jpg

Dampak positif

Sekalipun sudah menjadi semacam kecanduan Steemit, saya tetap merasakan bahwa smeua ini sebagai sebuah dampak positif. Artinya, dampak bersteemit lebih memberikan hal-hal positif dalam keseharian saya, karena waktu saya untuk menulis dan membaca justru semakin banyak.

Dulu sebelum kecanduan Steemit, saat sedang menghabiskan waktu dengan teman-teman sembari mengopi, kami tidak ada yang serius menulis. Paling hanya ngobrol terkait beberapa hal yang sedang menjadi trending topik pemberitaan atau persoalan lain tentang pemilu, pemerintahan, tata kelola dan pengembangan kota, serta topik lain yang kami anggap ‘seksi’.

Namun sekarang, berubah menjadi menulis, membaca dan menulis lagi. Bila tidak sedang menulis untuk mengisi akun sendiri, kami pasti membaca artikel milik Stemians lain. Hal ini tentu saja semakin memperkaya wawasan kita karena selalu mendapatkan hal-hal baru. Lebih lagi bila menemukan artikel yang mengulas tentang sesuatu yang saya belum pahami sebelumnya. Artikel ini kemudian memberi saya pemahaman baru tentang seluk beluk topik di dalamnya.

Nah bagaimana dengan Anda sahabat Stemians?

@zainalbakri

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center