[Bukan Vote MeMe] Apa yang Anda Pikirkan tentang Upvote di Steemit?

Rekan-rekan steemian ini barangkali yang kerap kita pikirkan, atau ini barangkali yang pernah kita dengar tentang upvote di Steemit. Ini pula yang kadang memicu kita emosi, naik darah, dan akhirnya menimbulkan pergesekan, minimal muncul perasaan hana mangat hingga akhirnya membuat berjarak, menimbulkan dugaan dan akhirnya tuduhan yang lemah. Segera baca sebelum ada yang iseng memberi flag pada post ini, bukan karena post ini salah 100 persen melainkan karena ada yang iseng atau salah tekan flag hehe. Maklum pengalaman tiga kali kena flag. Ampun, jangan flag lagiiiiii. Dan, ini post usai vote meme ya hahaha, dan ini edisi seriusnya.

IMG_20180314_180533.jpg

Terus terang, upvote menjadi daya tarik banyak orang ikut bergabung di Steemit. Tanpa upvote yang bernilai reward cryptocurrency, tidak ada alasan untuk menjadi kreator konten di media Steemit ini. Untuk diketahui, jika sekedar mendapat tanda like atau love atas konten sudah ada di Facebook atau di Twitter, jika ingin mendapat upvote agar konten bisa trending ada Reddit atau Quora. Berikut ini 6 sesat pikir tentang upvote yang ada di Steemit:

1. Upvote sudah pasti didapat begitu menjadi steemian.

Ini sesat pikir pertama. Upvote adalah reward atas post-komentar yang disukai/dihargai. Jadi, bukan karena menjadi steemian. Ada yang sudah menjadi steemian, tapi karena tidak ada post, belum ada komentar maka jelas tidak ada tempat untuk menekan tombol upvote. Upvote (berkemungkinan) didapat bila steemian menghadirkan post di blog sendiri, atau menghadirkan komentar di post steemian lain. Ingat, bukan pasti dapat tapi terbuka kemungkinan untuk mendapatkannya.

Upvotepost.png

Contoh upvote post di blog

Upvotekomentar.png
Contoh upvote post di komentar

2. ‎Upvote sudah pasti diperoleh bila berkomunitas.

Ini sesat pikir kedua. Menjadi bagian dari komunitas bukan untuk mendapatkan upvote. Berkomunitas adalah wadah komunikasi dan interaksi, tempat sharing informasi, pengetahuan, dan pengalaman, termasuk tentang tukar pengalaman dalam hal menghadirkan konten - interaksi yang memungkinkan adanya peluang untuk memperoleh upvote.


pixabay.com

3. ‎Upvote adalah kewajiban kurator.

Ini sesat pikir ketiga. Tidak ada kewajiban atau larangan kita sebagai kurator untuk menekan atau tidak menekan tombol upvote pada post. Hanya saja, bagi yang ingin mendapat reward kurasi caranya adalah dengan menekan tombol upvote pada post yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.

Jepretan Layar 2018-03-14 pada 15.03.52.png

4. ‎Upvote sebagai ukuran pertemanan, ukuran berkomunitas.

Ini sesat pikir keempat. Upvote bukan ukuran pertemanan, dan juga bukan ukuran berkomunitas. Upvote semata penilaian kita terhadap post dan komentar. Upvote adalah tanda kita suka, tanda kita menilai post bermanfaat, tanda kita memilih untuk mendukung post yang ada. Upvote juga cara sekaligus bukti token didistribusikan secara terdesentralisasi, ini sekaligus menjadi pembeda monetisasi di Steemit dengan di media lain yang rewardnya didistribusikan secara tersentral. Ini juga sekaligus bukti peran komunitas sangat penting sebagai tempat mewujudkan apa yang disebut dengan subjective proof of work, sesuatu yang beda dengan kripto lainnya yang menerapkan objective proof of work.


pixabay.com

5. Tidak boleh melakukan self-voting.

Ini sesat pikir kelima. Silahkan jika ada yang mau menekan tombol upvote di post milik sendiri atau sudah mencentang lebih dahulu upvote post sebelum menekan tombol post. Hanya saja, bagi saya sendiri, untuk saat ini berhenti melakukan self-voting. Tentang jawaban kenapa tidak melakukan self voting menarik bila dibuat post tersendiri. Berikut bukti yang disampaikan @anarcotech ketika ada tuduhan saya dikuatirkan tidak akan melakukan upvote secara lebih menyebar. Teman-teman juga bisa melakukan pemeriksaan langsung di Situs SteemReport. Jadi, hati-hatilah mengeluh tanpa bukti kuat karena di media berbasis blockchain ini semua bukti bisa dilacak. Jika keluhan tanpa bukti nanti akan ditertawakan.

self voting.png
By komentar @anarcotech

6. ‎Tidak dibolehkan melakukan buy-votes.

Ini sesat pikir keenam. Belum ada larangan untuk buy vote. Silahkan buat perhitungan sendiri, untung atau malah rugi jika menggunakan layanan buy vote atau yang juga disebut layanan promosi konten. Bagi yang memandang pantas pasti ada alasannya, seperti untuk mempercepat besarnya Steem Power, atau untuk membuat post terlihat dan menarik perhatian. Sebaliknya, bagi yang merasa tidak pantas juga ada alasannya, baik karena faktor pertimbangan untung rugi, maupun karena pertimbangan lainnya. Jika Anda ingin mencoba, dan melihat hasilnya, dan ingin mempertimbangkan kepantasannya, bisa menuju ke layanan Steembotttracker.

Jepretan Layar 2018-03-14 pada 14.17.41.png

Demikian 6 sesat pikir terkait upvote yang pernah saya peroleh, barangkali teman-teman bisa menambahkannya di kolom komentar. Mari kita terus memperbaiki kualitas post dan komentar, juga memperbaiki kualitas berjaringan. Jika rekan-rekan steemian ingin mengetahui penjelasan teknik terkait upvote dapat merujuk post milik @sndbox berjudul "What is a Steemit Upvote?". Penutup post ini mari kita dengar lagu upvote dari group musik @apache13 yang menggambarkan kekocakan perilaku kita semua steemian terkait upvote.

https://dsound.audio/#!/@apache13/20180225t164935366z-upvote-the-steemian-song-by-apache13-ft-kemal13

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now