Haba, dan Pepatah orang Aceh #2
Assalamu’alaikum warah matullahiwabarakatuh..
Do’a saya untuk saudara steemian semua agar selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Dan ini adalah postingan kedua saya di steemit tentang Haba, panton dan Pepatah ureung Aceh untuk postingan sebelumnya klik disini saja postingan sebelumnya.
“Meunyoe get ta hantok, lam bak jok di teubit gula”
Terjemahan : jika bagus kamu ketok, didalam pohon aren keluar (air) gula.
Sumber : http://jualhasilkomoditi.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-berbagai-macam-kualitas.html
Pohon Ijuk atau pohon aren adalah pohon yang hampir mirip dengan pohon kelapa. Bedanya batang pohon kelapa bersih dan buahnya besar. Sementara aren buahnya kecil dan batangnya kotor serta ditumbuhi ijuk. Batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk.
Kebiasaan masyarakat yang menanam bak jok (pohon aren) selain mengambil bijinya juga mengambil air nya (nira), dalam proses mengambil air nya, seseorang harus memperhatikan betul-betul cara pengambilannya tidak sembarang orang karena ada teknik-teknik pengambilannya.
Naah… disinilah dasar orang tua masyarakat aceh tempoe dulu mengambil kata – kata kiasan sebagai perumpamaan baik itu dalam percakapan, nasehat dan senda gurau.
Adapun makna yang terkandung didalam kata – kata tersebut adalah : dalam melakukan sesuatu itu harus benar – benar dan sungguh – sungguh, harus giat, dan harus serius, karena jika kita tidak sungguh – sungguh melakukan sesuatu maka hasilnya tidak sesuai dengan kemauan,selera kita.
Perumpamaan dalam kehidupan, misalnya ada seorang teman namanya @ikhsan58 minta bantuan kepada @aminnullah untuk diberikan nomor WA salah satu teman @aminnullah sebut saja namanya @nuryriana, naah… cara dari @ikhsan58 adalah harus membangun hubungan baik dengan @aminnullah, harus berlaku baik, bertutur kata yang baik, jangan menyakiti hati amin, jangan koh – koh can amin, intinya harus baiklah agar keinginannya tercapai. Dengan ikhsan mencoba berprilaku baik pada amin, maka itu di umpamakan dengan ketukannya di pohon aren, dan apabila dia berhasil menemukan nomor si @nuryriana maka itu diumpamakan dengan hasilnya (air yang keluar dari pohon aren).
Begitulah lebih kurang orang tua masyarakat aceh dahulu cara menyampaikan sesuatu, sehingga jika ada anak – anak dibawah umur yang kira – kira belum pantas didengar, jadi bisa terselip sedikit, tidak transparan begitu saja dalam menyampaikan. Dan itu jarang kita temukan sekarang dimana ketika orang berbicara tidak memandang disekelilingnya bisa dibilang seperti orang yang tidak berpendidikan.