SALAH DALAM MEMILIH JURUSAN TIDAK MEMBUAT MASA DEPAN SURAM

Cover_jurusan.jpg

Sering kita temukan dalam kalangan kampus atau bahkan teman kita sendiri yang merasa salah masuk jurusan. Masalah demikian bagi mereka yang merasa salah jurusan akan merasa malas untuk mengambil melanjutkan kuliah atau bahkan tidak meneruskan pendidikan nya lagi.Dalam hal ini sebenarnya tidak ada yang namanya salah masuk jurusan, karena setiap bidang studi memiliki visi dan misi yang positif. Yang benar adalah mahasiswa belum memahami visi dan misi tersebut. Sebagai pelajar tentunya kita harus bisa lebih leluasa untuk berpikir secara kreatif dan bahkan menciptakan hal-hal yang kreatif. Jangan habiskan waktu mu hanya dengan kuliah, pulang, makan dan tidur. Sebagai mahasiswa harus bisa secara aktif untuk mengembangkan diri dalam segala hal. Tidak menuntut kemungkinan khususnya bagi mereka yang berasal dari berbagai daerah, ketika mereka sudah menyelesaikan studi nya dikota (entah apapun jurusannya), mereka akan dianggap bisa melakukan apa saja, entah berbicara didepan, membuat atau menghandel event-event dan lain sebagainya. Nah jika masa belajar kita hanya dihabiskan dengan sesuatu yang tidak berguna maka kita akan merasa malu jika kita tidak bisa melakukan apa-apa jika sudah kembali ke daerah masing-masing.
Kuliah di jurusan A, tetapi bekerja di bidang B. Hal ini banyak dialami masyarakat Indonesia. Penelitian yang dilakukan Indonesia Career Center Network (ICCN) mengungkapkan hal itu. “Sebanyak 87% mahasiswa Indonesia salah mengambil jurusan,” ungkap Endro Prasetyo Aji, direktur Talents Mapping dalam konferensi pers Indonesia Resources Forum (HRF) 2017 di Jakarta, Rabu (22/8).
Pak Endro Prasetyo Aji memberikan contoh dirinya sendiri, bahwa beliau dulu juga salah jurusan. Beliau kuliah tidak sesuai passion dan bekerja juga tidak sesuai passionnya. Sebaiknya, saran Endro, sebelum memutuskan memilih jurusan, seseorang harus mengenali minat dan potensi dirinya lebih dulu. Lantas, bagaimana bila sudah terlanjur memasuki jurusan dan pekerjaan yang tidak sesuai? “Sebaiknya tinggalkan, beralih ke jurusan atau pekerjaan yang sesuai passion. Memang tidak semua orang berani melakukannya, kemungkinan hanya 5-10% yang berani jump ke pekerjaan yang sesuai passion,” ujar dia.
Permasalahan juga yang terjadi di zaman ini yaitu masih banyak anak-anak muda atau pelajar yang tidak berani mengambil resiko. Di zaman yang serba modern ini, kaum muda cenderung menyukai sesuatu yang serba instan, sehingga mereka tidak berani dalam mengambil keputusan yang berisiko. Dikutip dari pesan motivasi Najwa Sihab yaitu “Maka jadilah seorang pembaharu, biar orang lain yang ikut meniru. Daripada terus mengikuti tren tanpa henti, hidup bisa habis tanpa diisi”. Pesan ini juga mengena khususnya bagi kalangan muda guna untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now