Setelah Setahun "Menyelam" di Steemit

ft3z4rl45l.png
Tidak terasa, bahwa hari ini, sudah setahun saya berada di Steemit sejak postingan pertama berjudul "Mudahnya Mencari Dollar di Internet" saya publikasikan di media sosial berbasis blockchain ini. Sialnya, meskipun postingan tersebut mengenai cara mengumpulkan pundi-pundi dollar melalui internet, tapi reward yang saya terima untuk tulisan itu sangatlah kecil: hanya $0.16.

Saya akui, saat memulai steemit saya menerapkan strategi yang salah. Rata-rata pengguna yang baru bergabung dengan steemit disarankan untuk membuat postingan perkenalan dengan mencantumkan #introduceyourself sebagai tags pertama. Orang-orang yang 'mengeramatkan' steemit mengatakan bahwa postingan perkenalan sangat dianjurkan untuk memberi kesan baik sebagai pengguna baru. Postingan perkenalan itu harus ditulis dalam Bahasa Inggris. Biasanya, postingan perkenalan itu akan mendapatkan sambutan meriah dari steemian (sebutan untuk kreator konten di steemit) dengan memberikan vote tanpa memandang siapa kita. Benar saja, banyak pengguna baru menjadi bersemangat setelah postingan perdana itu mendapatkan reward di atas $10.

Saya termasuk orang yang cepat sadar sekaligus cepat belajar. Setelah kekeliruan kecil itu, saya pun kemudian membuat postingan perkenalan, tapi dalam Bahasa Indonesia. Saya menulis "Perkenalkan, Saya Penulis Blog dari Aceh" dan mencantumkan #travel sebagai tags pertama. Postingan ini mendapat nilai upvote yang lebih tinggi dari postingan perdana, karena bisa meraup $1.01. Rupanya, lagi-lagi saya membuat kekeliruan kecil, yaitu salah ketika mencantumkan tags yang di Steemit soal tags ini pun sangat sakral.

uqknukhb64.png
Ada teman yang mengusulkan agar saya membuat postingan perkenalan dalam Bahasa Inggris seperti yang lainnya. Tergeraklah hati saya menuliskan lagi postingan perkenalan tapi dalam Bahasa Inggris. Tulisan itu berjudul Introduce, I'm Blog Writer from Aceh dengan mencantumkan #introduceyourself sebagai tags pertama. Apakah reward yang saya terima jadi bertambah? Ya, tapi angkanya sangat kecil yaitu hanya $1.17. Sejak itu saya tidak lagi peduli pada postingan perkenalan, karena dari dua kali percobaan hanya mendapatkan angka yang begitu kecil. Rupanya, tulisan itu sama sekali bukan postingan perkenalan terakhir yang saya tulis di Steemit, karena kemudian saya masih harus menulis lagi soal ini.

Ceritanya, sebagai steemian pemula, semangat saya bermain steemit tidaklah segarang para senior yang bisa mendapatkan ratusan-ribuan SBD setiap bulannya. Setelah lebih kurang empat bulan bermain steemit, reward yang saya terima masih kecil. Hanya sesekali mendapat upvote tinggi. Namun, kalau dihitung-hitung, reward yang saya terima untuk setiap tulisan yang saya tulis tidaklah sebanding. Karena itulah, saya sempat cuti menulis di steemit, dan lebih fokus menulis pada platform lain yang menawarkan reward lebih besar, di mana reward tidak dihitung berdasarkan jumlah vote seperti di steemit, melainkan berdasarkan jumlah tampilan (view) per tulisan.

Awalnya menulis di platform itu memang menggiurkan, tetapi setelah satu postingan yang mendapat 650 ribu view hanya dihargai $6 maka menjadi lemaslah anak muda. Mulailah saya kurangi aktivitas menulis di platform tersebut, tapi masih tetap menulis topik yang sedang trending. Pada saat itu, harga Bitcoin sedang merangkak naik dan gila-gilaan. Mulailah saya melirik kembali situs Steemit, sebagai salah satu medium yang paling memungkinkan menambang mata uang kripto dengan cara menulis. Steemit membayar penggunannya dengan Steem Blockchain Dollars (SBD) dan Steem yang bisa dikonversi menjadi Bitcoin.

yrwgjwkmjl.png
Karena lama vakum dari Steemit, maka saya pun harus membuat postingan perkenalan kembali sebagai pertanda reborn. Saya pun menulis postingan Taufik Al Mubarak Reborn – Mengail Dollar di Steemit #1 dengan mencantumkan #introduceyourself sebagai tags pertama. Dari postingan ini saya bisa meraup reward senilai $2.90. Lalu, saya menulis postingan perkenalan kedua edisi reborn, judulnya Taufik Al Mubarak Reborn – Dari Penulis ke Webmaster #2. Reward yang saya terima dari tulisan ini jauh lebih baik yaitu sebesar $5.40. Saya menjadi semakin bersemangat memposting tulisan dan ingin lebih serius mendalami soal Steemit.

Saat itu, proyek Utopian.io baru saja dirilis, dan sebagai orang yang sering berkutat dengan pembuatan website, saya mencoba menjajal kemampuan dengan menulis melalui platform Utopian yang terkoneksi ke blockchain Steem. Saya ingat pernah memberi 3 kontribusi dalam bentuk tulisan, dan ketiganya mendapatkan sambutan (upvote) dari pihak @utopian-io. Postingan pertama "Andai Utopian Ramah dengan Mesin Pencari" mendapatkan $21.90, postingan kedua "Cara Memperbaiki Open Graph SEO Situs Utopian.io" memperoleh $11.29, dan postingan ketiga "Upload Image" feature in Utopian Issue cuma mendapatkan $7.13. Setelah dipikir-pikir, reward yang saya peroleh itu termasuk lumayan.
4evu5mre3t.png

Setelah Setahun...

Lalu, apa yang saya peroleh dari steemit setelah setahun menyelam di dunia blockchain ini? Kalau boleh jujur, saya mendapatkan pengalaman berbeda dalam hal menulis dan ngeblog. Saya mulai paham sedikit seluk beluk dunia blockchain, mata uang kripto dan hal-hal yang berhubungan dengan kriptografi. Selama menjadi webmaster, saya hanya bersentuhan dengan bahasa HTML, PHP, Bootstrap dan sebagainya, tapi di Steemit saya mulai mengerti soal Markdown, di mana lebih sederhana dan mudah dibanding bahasa planet yang saya sebutkan di atas.

Soal produktivitas menulis pun menjadi meningkat. Sejak aktif di steemit, semangat saya menulis boleh dibilang sudah 'kambuh' seperti sediakala, seperti saat-saat saya masih menjadi redaktur sebuah koran lokal. Saya bisa menulis minimal satu tulisan per hari. Saya tak pernah menghitung dengan pasti berapa tulisan yang sudah saya hasilkan di samudera Stemit ini, tapi jumlah tulisan itu sudah lebih dari cukup untuk dirangkum menjadi satu-dua buku.

Orang yang terlalu mengejar keuntungan materi pasti akan melulu menghitung berapa penghasilan yang mereka dapatkan sejak aktif di Steemit. Beruntunglah, saya tidak termasuk dalam golongan demikian. Saya tidak munafik dengan mengatakan tidak mencari uang di steemit, sebab saya juga mencari uang tapi dengan cara elegan (bahasa kerennya: pagap peng). Nilainya tidak seberapa, tapi kerap menolong saya ketika kehabisan uang membeli rokok dan ngopi. Bahkan, uang dari steemit pernah menutupi sebagian uang jajan selama traveling ke Kamboja dan Vietnam.

nykxsh0hwe.png
Sejak akhir tahun lalu, saya membuat rencana agar penghasilan yang saya peroleh bisa saya gunakan untuk traveling ke Kamboja dan Vietnam. Rencana ini berhasil saya wujudkan sekali pun reward yang saya terima dari menulis di steemit tidak seberapa. Namun, setidaknya uang dari steemit sudah menolong saya untuk keperluan kecil selama masa traveling. Di luar itu saya selalu bersyukur karena ada hobby saya yang dibayar.

Kalau dihitung-hitung, pendapatan dari steemit pernah juga saya gunakan untuk menutupi kekurangan dana membayar cicilan kredit mobil. Itu terjadi saat harga Steem dan SBD masih normal, saat masih berkisar pada angka Rp50.000 per 1 Steem. Sementara sekarang ini, jangankan untuk menutupi kekurangan dana cicilan kredit mobil, harga 1 steem saja belum cukup untuk biaya nongkrong di warung kopi. Pun begitu, kondisi ini sama sekali tidak menurunkan semangat menciptakan konten di steemit. Saya sepakat dengan teman saya @tinmiswary yang mengatakan baru akan berhenti menulis di steemit saat harga 1 Steem di bawah Rp1.000. "Hanjuet kerija," katanya.

Bagaimana selanjutnya...

Saya masih akan menulis di Steemit seperti biasa sekali pun harga Steem dan SBD tidak memperlihatkan tanda-tanda melonjak. Menulis sudah menjadi passion saya sejak pertama kali mengenal budaya tulis. Di steemit ini saya niatkan saja sebagai ikhtiar menabung tulisan, yaitu dengan menulis satu postingan setiap hari. Beginilah yang saya lakukan dulu saat masih aktif sebagai redaktur Harian Aceh, sebuah koran lokal yang kini almarhum. Jika dulu dari hasil cicilan menulis kolom di Harian Aceh saya bisa menulis buku yang judulnya sama seperti nama akun ini, maka saya berharap dari mencicil tulisan di Steemit, dapat menghasilkan 1-3 buku. Ini bukan sebuah harapan yang tak bisa diwujudkan.

5z3p7cav2y.png
Dan, satu lagi, masih ada harapan yang belum saya wujudkan dari menulis di Steemit. Yaitu membeli Macbook versi terbaru. Saya tak pernah ragu kalau rencana itu bakal kesampaian, setidaknya saat harga Steem dan SBD mendekati angka Rp1 juta per 1 Steem/SBD. Siapa tahu, kan?

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now