KARENA saya mengajar mata pelajaran ilmu sosial, Sosiologi, saya sering mengaplikasikan model pembelajaran dalam bentuk diskusi. Tujuannya sederhana; agar anak didik saya punya kecakapan dalam hal berbicara, baik dalam bentuk penyampaian pendapat atau gagasan yang ada dikepalanya, mengkritik lawan bicaranya, ataupun sekedar bertanya.
Bagi saya, seorang anak didik sangat penting untuk dibekali kecakapan dalam berbicara. Lagipula di era 21 --seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya-- seseorang yang memiliki kemampuan bicara maka sudah selangkah lebih maju atau berada didepan yang lain.
Namun, dalam proses diskusi dikelas, saya seringkali mendapatkan siswa yang mengeluh karena takut untuk berbicara, baik bertanya atau menyampaikan pendapat. Kebanyakan mereka mengatakan; "saya sebenarnya mau mengatakan ini pak, tapi takut."
Karena itu, saya selalu memotivasi mereka diawal pembelajaran dalam bentuk diskusi agar mereka tidak takut berbicara. Bahkan, saya sugesti mereka untuk tidak berpikir dulu terhadap benar atau salahnya apa yang akan disampaikan. Biarkan benar-salah atau baik-buruk itu dinilai oleh orang lain, dan menjadi urusan yang nomor kesekian. Yang perlu di nomor satukan dalam diskusi adalah bicara. Setelah itu baru dikoreksi bersama. #nyanban
Bersama siswa Filipina
Kompleks SSB Pidie
Jum'at, 23 Februari 2018 || @emsyawall