Ada Apa Dengan Sang Pembuka Jalan?

Lagi-lagi kehebohan terjadi gara-gara sebuah tag. Hebohnya merambat ke sebuah grup Whatsapp, lalu merambat lagi ke grup Whatsapp yang lain. Saya yang sedang rariweuh alias teungoh gabuk aka ribet karena kedatangan tim audit di kantor, tak sempat membaca postingan yang menjadi asal muasal kehebohan. Setelah tim audit berangkat ke lapangan, barulah saya dapat menuntaskan rasa yang dulu pernah ada penasaran saya.

Ternyata penyebab kehebohan berasal dari sebuah tulisan seorang tokoh terkenal di Komunitas Steemit Indonesia, Pak @rismanrachman yang berjudul Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan.

Banyak sekali hal menarik yang saya temui dari tulisan tersebut. Mulai dari isi tulisan, komentar yang ditulis para pembaca, dan efek yang terjadi akibat penulisan tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang menarik perhatian sekaligus beberapa kritik dan saran saya pada tulisan yang sedang heboh itu.

Check 'em out!

Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan.

Sebuah judul yang cukup panjang untuk sebuah judul tulisan blog. Judul di atas terdiri dari 11 kata dan 81 karakter. Seorang teman yang bekerja sebagai content writer pernah mengajarkan saya aturan sebuah judul tulisan blog itu tidak boleh lebih dari 60 karakter. Selain supaya tak kepanjangan, pembaca juga tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memahami sebuah judul.

Memahami sebuah judul.

Pemberian judul untuk sebuah tulisan memang sangat berpengaruh pada mood calon pembaca. Saya biasanya memutuskan untuk membaca isi tulisan jika judulnya singkat, padat, jelas, serta dapat memancing rasa penasaran. Tidak bertele-tele apalagi balete-lete. Pada judul tadi, sangat mungkin sekali bagi pembaca untuk salah paham pada makna yang terkandung dan pada beberapa tipe pembaca mungkin saja memutuskan untuk segera berkomentar tanpa membaca isi tulisan terlebih dulu.

Mari sejenak saya jelaskan sedikit tentang tipe-tipe pembaca.

Di dunia ini ada beberapa tipe pembaca, di antaranya adalah pembaca sejati, fast reader, pembaca yang baca judul saja lalu komen, dan silent reader.
Pembaca sejati adalah orang yang membaca benar-benar dari judul hingga isi tulisan sampai habis. Fast Reader adalah pembaca yang membaca dengan kecepatan kilat (biasanya hanya membaca paragraf pertama dan terakhir. Itu pun hanya beberapa kalimat). Lalu yang terakhir: Silent Reader. Ini orangnya cuma membaca saja, tapi tidak bereaksi apa-apa.

Tipe-tipe pembaca di atas memiliki pemahaman yang berbeda jika membaca sebuah tulisan yang sama. Karena tidak semuanya membaca isi tulisan dengan lengkap apalagi memahami maksud dari isi tulisan.

Judul tulisan Pak Risman tadi jika dinilai sesuai kaidah penulisan blog adalah terlalu panjang. Saya memikirkan jika judul tersebut diperpendek menjadi Mengungkap Jejak Sang Pembuka Jalan di Steemit mungkin akan membuat pembaca semua tipe akan memahami judul tersebut seperti saya memahaminya. Selain lebih pendek, judul pilihan saya ini bisa saja memancing rasa penasaran orang lain untuk membaca isi tulisan.

Menuliskan hal positif tentang seseorang adalah salah satu bentuk pujian dan penghormatan yang besar. Jadi ucapan pada kalimat kedua dalam judul "..., Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan" menurut saya mubazir.

Isi Tulisan

My oh my!
Isi tulisan dari judul Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan ini hanya mendapat porsi di pembuka dan akhir tulisan. Porsi paling besar justru berisikan cerita perjalanan penulis mulai dari menemukan "hidayah" dalam Steemit hingga menjalankan "amal ibadah" setelah masuk Steemit. Saya heran kenapa judulnya begitu tapi isinya begini?! Hahaha...

Baiklah. Saya pikir ulang lagi. Sebaiknya judul tulisan itu adalah 190 Hari Bersama Steemit. Atau Pembuka Jalan Saya Pada Steemit. Atau... emm...apa ya. Ah, tak tahu lagi lah saya.

Saya bingung membuatkan judul karena isi tulisan itu tidak fokus pada satu topik. Awalnya mengungkap jejak seorang kurator, lalu perjalanan mengenal dan menggunakan Steemit, lalu disambungkan ke perekonomian yang dicampur dengan seiris masalah politik, kemudian pada Penutup (kayak makalah ya ada penutupnya) ada ucapan terima kasih lagi.


"Hayati leulah membaca ucapan terima kasih kepada bla bla bla ini, Zainuddin!"

Setelah membaca isi tulisannya, saya kemudian scroll down lagi untuk membaca komentar-komentar heboh itu. Satu per satu saya baca, balasan-balasannya juga.

Rata-rata semua komentar bernada sama: meminta penulis untuk mengoreksi fakta dalam tulisan yang berbeda dengan versi kebanyakan para komentator. Karena saya tak paham sejarah berdirinya kedua komunitas besar ini, maka saya tak bisa beropini apa-apa. Namun, jika memang fakta di dalam tulisan itu keliru, tentu si pemilik tulisan harus mengklarifikasi.

Jika memang sudah benar seperti yang tertulis, ya sudah. Just let it go.

Tapi lagi-lagi tapi. Keterpanaan saya pada komentar-komentar pada tulisan itu adalah pada bagaimana Steemian mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang menurut saya kurang sopan disampikan di postingan yang dapat dibaca oleh umum begini. Apalagi kepada seseorang yang lebih tua darinya. Terlepas dari benar atau tidak dan siapa yang salah dan benar, masih ada kata-kata yang lebih baik dan sopan dipakai untuk mengingatkan seseorang. Saya tadinya yakin semua pengguna Steemit cukup terpelajar dan mampu mengolah kata-kata dengan baik.

Tapi timbul pula sebuah pemikiran: tak ada asap kalau tak ada api. Pasti segala komentar sambalado ini tak keluar begitu saja.

Entah apa yang terjadi pada masa lalu para senior Steemit ini sehingga timbul kontroversi pada tag Aceh dan Indonesia. Perkara ini membuat saya penasaran pada sejarah yang sebenarnya. Saya berharap para Sang Pembuka Jalan Steemit dari kedua belah pihak bisa menuliskan klarifikasi secara rinci apa yang sebenarnya telah terjadi. Sehingga kami mendapatkan fakta dari kedua sisi. Dan supaya kami yang udeung sabee ini tak cekang mati penasaran.

Kami berhak tahu, wahai Sang Pembuka Jalan. :D

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center