Permainan Kesia-siaan

Game itu kelalaian, kecuali bila kamu memang hidup mencari nafkah dari sana, itupun dipertanyakan seriusnya engkau dalam mencari nafkah

Kita tahu game itu menghabiskan waktu, bahkan pada yang sampai pada level kecanduan, game itu menghabiskan uang juga

Mencapai level tertentu, menaikkan stats, mendapatkan senjata yang tak semua orang punya, sayangnya semua hanya di dunia maya

Semua itu hanya kebanggaan saat kita bisa log-in di gamenya saja, tapi di dunia nyata, nol. Kita menumpuk amal fatamorgana

Terkadang kita ingin berhenti, tapi sayang akunnya. Kita katakan, nanti kita berhenti main game kalau sudah sampai satu titik, itu alasan saja

Semakin jauh kita melangkah, semakin sulit kita kembali. Satu langkah maju, artinya satu langkah lagi untuk kembali ke titik awal

Sehari lagi kita bertahan pada game yang kita suka, maka lebih susah lagi kita untuk sembuh dari kecanduan. Game memang dibuat begitu

Mirip-mirip maksiat. Selalu kita dapat alasan untuk menunda taubat, untuk menunda hijrah. "Ini yang terakhir", Selalu itu yang kita katakan

Padahal semakin dalam menggali lubang, semakin sulit pula kita memanjat naik. Begitulah nyatanya segala sesuatu yang melalaikan

Sebab saya pun pernah kecanduan game, pernah menjadi begitu. Tapi yakinlah, pada ujungnya adalah penyesalan dan penyesalan

Mengapa tidak waktu yang banyak itu kita gunakan untuk sesuatu yang benar-benar bisa kita banggakan, persiapan untuk akhirat?

Andai level-level itu disamakan dengan juz dalam Al-Qur'an, atau bahkan hanya jumlah surat dalam Kitabullah. Beruntungnya kita

Andai jumlah jam yang sudah kita investasikan dalam game, 1 jamnya untuk 1 hadits saja. Mungkin saya sudah setara Doktor Hadits

Mari hidup semakismal mungkin. Jangan sampai ada penyesalan lagi, manfaatkan hidup selagi ada, bersiap untuk mendapatkan surga ☺️☺️☺️

image

#ustadfelixshiauw

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center