Mei dan Perpisahan-perpisahan di Dalamnya.

Sekelebat angin riuh mampir sore itu. Dihempasnya daun pintu sekali dua. Ia ingin bertemu kabar masalalu yang pernah ditinggalkannya di muka beranda. "Apakah ia masih di sana?"

Di dua lembar jendela, Mei bertengger seperti seekor burung yang sesat jalan pulang. Ia sedang menunggu sesuatu, entah apa yamg katanya akan datang. Wajahnya kerap mendung, napasnya kadang naik turun. "Apakah kabar itu benar adanya?"

Sebaris perpisahan berjejer seperti kanak-kanak yang dipimpin bunda guru untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Gelisah menggenggam jemarinya yang berkeringat, apakah bendera akan tiba di pucuk tiang, atau hanya sekedar sepenggal jalan. Perpisahan menatap dirinya yang gundah, meramal bagaimana kenangan mengingatnya yang tak seberapa itu. "apakah nanti mereka dapat menghafal wajahku ketika bertemu?"

Angin yang riuh di bulan Mei itu, pelanpelan mengabadikan rencana perpisahan.

/Kuala Simpang, 11 Mei 2018

*sebelum mutasi.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center