Perang

Setiap serangan serangan adalah teror belaka,
tetapi beberapa anak desa terkekeh.
Mereka tidak percaya kematian itu
adalah nyata.

Mereka tidak pernah menyentuh peluru,
atau melihat burung pemakan bangkai,
atau membuat musik dengan getar tulang rahang seekor keledai.

Ketika ia bersembunyi di bawah meja sekolah,
hatinya tumbuh kasar dan rapuh
bagai lempengan kayu yang gagal melindunginya
dari kenyataan kesuraman.

imageilustrasi

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center