Salah Pencet, Alamat pun Hilang (Bagian Kedua)


Apartemen menara (bukan nama sebenarnya, untuk melindungi id customer dan driver). (dok. pribadi)

Wajahnya memperlihatkan kalau dia lagi kebingungan, tanpa basa basi lagi saya segera menghentikan laju motor dan kembali memarkirnya di pinggir jalan masuk apartemen, kemudian saya segera menghampiri bapak itu.

"Pak, punya aplikasi shopee customer?"

"Ada Mas, saya punya!"

"Coba sampeyan buka, bagian profil ndek kanan bawah terus pencet, geser bawah, ada pilihan chat dengan shopee."

Dengan sigap dia mengikuti instruksi saya, dan kemudian menghubungi customer service shopee via teks dengan status menanyakan profil pembeli. Tapi sayangnya, dia agak kaku dalam mengetik dengan smartphonenya, dan dengan lembut saya tawarkan agar saya saja yang mengetik biar cepat. Setelah saya ketik mengenai keluhan hilangnya alamat customer, ternyata tidak langsung direspon, dan butuh waktu dua menitan untuk mendapatkan respon.

Akhirnya respon dari customer service shopee didapat, dan setelah dilakukan pengecekan dan pencocokan akun shopee customer dengan shopee driver sesuai. Pihak customer service shopee hanya bisa memberikan nomer telepon customer yang memesan makanan dan meminta kita menghubunginya, dan tak lupa juga driver tadi mendapatkan teguran agar lain kali berhati-hati.

Tak perlu lama, si bapak driver itu segera mencatatnya dan menghubungi customer, tapi sayang pulsanya habis. Segera saya ambil catatan nomor telepon itu dan menelepon customer menggunakan smartphone saya, dan tak perlu lama setelah saya hubungi ternyata mendapatkan sahutan darinya.

"Permisi, ini dari shopee driver, tapi bukan yang ngirim pesanan makanan, saya cuma bantu hubungi saja"

"Oh iya, pak saya yang pesan ShopeeFood," terdengar suara lembut di telepon ,ternyata yang memesannya adalah seorang perempuan.

"Mbak, ini driver yang ngirim pesanan ada disebelah saya, mbak bisa tolong turun sebentar kami tunggu di gerbang masuk apartemen." Saya melirik bapak itu dan tiba-tiba berkata kepada saya kalau namanya Pak Harlem.

"Namanya Pak Harlem, ini biar dia yang bicara," kemudian saya serahkan smartphone saya ke dia dan akhirnya mereka berbicara sebentar. Pak Harlem, nama driver tersebut dan memberitahukan ke saya, kalau mbak yang pesan itu akan turun menuju gerbang masuk apartemen.

Selang beberapa menit, perempuan muda itu terlihat sudah ada di jalan akses apartemen sebelum gerbang masuk. Segera saya minta kepada Pak Harlem untuk menghampirinya agar supaya mbak itu tidak repot-repot terlalu jauh berjalan menuju gerbang masuk apartemen. Pak Harlem, segera berlari-lari kecil dan terlihat postur tubunya yang pendek sudah mendekati si pemesan itu.

Terlihat mereka berbincang-bincang agak lama dan melakukan pengecekan pesanan makanannya. Setelah selesai Pak Harlem segera kembali ke lokasi di luar gerbang masuk tadi dan menghampiri saya.

"Ternyata pesanan COD mas!"

"Sudah dibayar pak?"

"Sudah, terima kasih ya mas baru kali ini ada yang telaten bantu saya!"

"Sama-sama pak, kita kan cari rejeki dijalanan wajar saling membantu."

"Semoga Tuhan membalas kebaikan mas, kalau tidak dibantu tadi, pasti saya kebingungan sekali tadi."

Segera kami menuju ke motor kami masing-masing, terlihat wajah puas dan lega si Pak Harlem. Senang rasanya bisa membantunya, sebelum berpisah dia mengucapkan terima kasih lagi kepada saya. Semoga sehat selalu dan mendapat rejeki barokah dari Allah, Pak Harlem. Hati-hati jangan salah pencet lagi ya!(hpx)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now