Salam Sejahtera Untuk Kita Semua
Hari ini saya ingin berbagi sedikit tentang produk kerajinan tangan yang terbuat dari daun pandan duri. Sedari kecil, di kampung halaman saya di Meureudu, Pidie Jaya, kerajinan tangan semacam ini banyak di produksi oleh penduduk desa. Dominannya para pengrajin didominasi oleh kaum wanita.
Seperti yang saya sebutkan di atas, dulu di desa kami, ada banyak Ibu-Ibu yang menganyam tikar sembari mengasuh anak. Disela-sela kesibukan memasak demi suami dan buah hati, di bawah rumah Aceh, mereka riuh bercengkrama sembari tangan bekerja dengan telaten untuk menghasilkan anyamannya.
Tentunya perkembangan yang semacam ini sangat menggembirakan. Kalau dulu aktivitas ini hanya sekedar pembunuh waktu sepi para Ibu di pedesaan, kini sudah saatnya produk kerajinan lokal diberdayakan untuk memberikan penghasilan yang memadai. Saya tidak terlalu update dengan bagaimana prospek dari kerajinan ini. Namun, dari selentingan hasil amatan dan diskusi dengan teman-teman, ada banyak yang harus ditempuh untuk bisa menjadikan produk kerajinan ini dilirik oleh pasar untuk diperjualbelikan.
Sudah saatnya pemerintah mengembangkan potensi masyarakat desa dengan cara-cara yang manusiawi. Harus dibangun kesadaran bahwa desa adalah kekuatan ekonomi sejati. Kita butuh pemimpin dengan visi besar memang. Kita butuh wakil rakyat yang mengakar dengan masyarakat. Jangan waktu Pemilu saja rajin menyambangi masyarakat. Setelah itu, hilang ditelan kejamnya zaman. Masyarakat harusnya dilayani dan diayomi dengan baik oleh para penyelenggara negara. Itu tugas yang diemban oleh mereka yang digaji dengan uang rakyat.