Kerajinan Pandan Duri Yang Mengusik Memori

Salam Sejahtera Untuk Kita Semua

Dua hari terakhir aku abstain dari penulisan postingan di komunitas @Indonesianhive ini. Penyebabnya sungguh menjengkelkan untuk diceritakan sebenarnya. Jaringan internet yang sangat lambat membuat foto-foto yang diunggah memakan waktu yang sangat lama. Sungguh hal ini diluar upaya pengguna internet via jaringan seluler seperti saya.

Hari ini saya ingin berbagi sedikit tentang produk kerajinan tangan yang terbuat dari daun pandan duri. Sedari kecil, di kampung halaman saya di Meureudu, Pidie Jaya, kerajinan tangan semacam ini banyak di produksi oleh penduduk desa. Dominannya para pengrajin didominasi oleh kaum wanita.

IMG20220129150146.jpg

IMG20220129150134.jpg

Foto yang saya sematkan dalam postingan ini adalah hasil jepretan pada saat saya berkunjung ke kantor redaksi Acehsatu.com. Pimpinan media online di Aceh ini, Abu Yus, demikian kami memanggilnya, mempunyai kelompok binaan di kampung halaman di wilayah Aceh Utara. Saya tertarik dengan produk kerajinan ini karena mengingatkan akan memori masa kecil.

Seperti yang saya sebutkan di atas, dulu di desa kami, ada banyak Ibu-Ibu yang menganyam tikar sembari mengasuh anak. Disela-sela kesibukan memasak demi suami dan buah hati, di bawah rumah Aceh, mereka riuh bercengkrama sembari tangan bekerja dengan telaten untuk menghasilkan anyamannya.

IMG20220129145617.jpg

IMG20220129145253.jpg

Seiring perkembangan zaman dimana manusia terus berinovasi dalam berkarya, kerajinan dari daun pandan duri ini tidak lagi hanya tikar saja. Ada beberapa produk lainnya seperti tas jinjing yang bisa diisi barang belanjaan, kotak tisu, totte bag, dompet dan lain-lain. Bahkan di beberapa daerah sudah ada galeri toko yang menjual produk kerajinan tangan masyarakat lokal Aceh.

Tentunya perkembangan yang semacam ini sangat menggembirakan. Kalau dulu aktivitas ini hanya sekedar pembunuh waktu sepi para Ibu di pedesaan, kini sudah saatnya produk kerajinan lokal diberdayakan untuk memberikan penghasilan yang memadai. Saya tidak terlalu update dengan bagaimana prospek dari kerajinan ini. Namun, dari selentingan hasil amatan dan diskusi dengan teman-teman, ada banyak yang harus ditempuh untuk bisa menjadikan produk kerajinan ini dilirik oleh pasar untuk diperjualbelikan.

IMG20220131195520.jpg

IMG20220129145739.jpg

Dibutuhkan regulasi khusus dari pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bergiat dengan kerja kreatif semacam ini. Kita sudah cukup dibanjiri oleh produk asing. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, barang yang kita pakai bisa jadi bukan produk anak bangsa. Pembinaan terhadap UMKM harusnya dari hulu ke hilir. Para pengrajin harus diupgrade skillnya agar menghasilkan produk yang berkualitas. Motifnya bisa lebih menarik lah seenggaknya.

Sudah saatnya pemerintah mengembangkan potensi masyarakat desa dengan cara-cara yang manusiawi. Harus dibangun kesadaran bahwa desa adalah kekuatan ekonomi sejati. Kita butuh pemimpin dengan visi besar memang. Kita butuh wakil rakyat yang mengakar dengan masyarakat. Jangan waktu Pemilu saja rajin menyambangi masyarakat. Setelah itu, hilang ditelan kejamnya zaman. Masyarakat harusnya dilayani dan diayomi dengan baik oleh para penyelenggara negara. Itu tugas yang diemban oleh mereka yang digaji dengan uang rakyat.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now