Tak sedikit yang alergi terhadap politik, tema politik seolah penyakit, penyakit yang tak seharusnya ada.
Tapi, politik akan menjadi sebuah solusi manakala di saat angka kemiskinan tinggi sedang harga barang melonjak, pendidikan dibawah rata-rata dengan angka pengangguran yang tinggi lalu preman bertebaran dimana-mana dan kasus kriminal merajalela, kesehatan memprihatinkan dan tingkat kematian yang tinggi.
Saat itu kita akan bersuara lantang mengatakan "We Want Justice, We Want Justice, We Want Justice". Saat kita mengatakan "We Want Justice" maka saat itulah politik ternyata diperlukan, saat itulah politik menjadi solusi untuk memberantas kemiskinan, politik hadir memperbaiki pendidikan kita, politik hadir meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, saat itulah politik ada untuk menstabilkan harga barang sesuai dengan standar pendapatan rakyatnya.
Iya, saat itulah politik diperlukan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Negara demokratis membutuhkan rakyat yang kritis. Bukan Apatis No Premen Sepai. Apatis itulah sesungguhnya penyakit, apatis itu penyakit kemiskinan, apatis itu penyakit rakyat yang bodoh, apatis itu penyakit pengangguran, apatis itu penyakit anak-anak bergizi buruk, apatis itu penyakit dari segalanya penyakit yang perlu segera diobati dengan kritis. Hana patis preh wate morat-marit.
Rakyat yang kritis akan melahirkan Politisi yang peduli terhadap rakyatnya. Cukup simak dan membaca perkembangan politik, memberi peran andil dalam pemilu/pemilukada dengan menggunakan hak suara, memberi tanggapan positif terhadap kebijakan yang tidak pro-rakyat, dan sebagainya. Dengan itu saja ternyata anda sudah memberikan peran yang penting sebagai rakyat yang ingin disejahterakan.
Dalam suatu kesempatan saat menjelaskan idealnya sebuah Partai Politik itu seperti apa. Ini adalah versinya para pemula berdasarkan beberapa kajian secara praktis dan teoritis.
Serta ada dua Partai Politik yang menjadi kajiannya, Partai Aceh dan Partai Golkar yang sempat kami diskusi-sharing bersama pimpinan serta pengurusnya langsung di kantor partainya masing-masing. Dalam kegiatan Kelas Politik Cerdas Berintegritas.