The Battle of Ideas Vs Private Attack of Politicians | Pertarungan Gagasan Vs Serangan Pribadi Politisi |



The attacks on personalities in the world of politics in Indonesia and even in many countries-including developed countries-are common. A politician sees different sides of the "weakness" of his political opponent even if it is not illegal.

The sixth Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono was once rumored to have a wife while still active in the military. The attack came from a member of the People's Legislative Assembly who was subsequently replaced by his party and the interim replacement process required the signature of the President, in accordance with the prevailing laws and regulations of Indonesia. At that time had a scene and graced the news in print and electronic media in Indonesia. But then silence is silent again. That is an issue of survival because there are media and other parties that keep it immortal.

In the United States, in the 1988, presidential candidate Jery Hart was forced to resign from his candidacy after being attacked about his alleged affair with Donna Rice's model. Attacks often come with two major issues; women and corruption. In some degree, drugs are included in it.

A member of the Aceh House of Representatives, recently also attacked the personal Governor Irwandi Yusuf by asking for clarification on the issue of Aceh governor is married again. This easy to read is an attack from politicians who intend to discredit the reputation of their political opponents. Marrying two or more is familiar to officials in Indonesia, let alone in Aceh-both secretly and openly.

So far, there's no question about it. Usually, people are afraid to question the problem because he also has the same behavior or at least the leader has a longer record about women. Such issues only become food in social media and coffee shops, not appearing in plenary sessions and not appearing in the mainstream mass media.




A politician is used to using various means to bring down his political opponent. Not only from different political parties, people in one party will use various means to seize influence and position. The attack on the private territory is the lowest strategy in political civilization, just a click away under physical attack. This shows the culprit of losing more brilliant and civilized ammunition.

Supposedly, the struggle takes place in the realm of ideas and thought to educate people to think critically and constructively. The battle in the world of ideas and thoughts also invites academics, researchers, observers, and intellectuals to give thought. In the end, this will encourage the birth of a political civilization that is intelligent, polite, and constructive.

The attack on private territory gets a quick response in a society of low civilization, easily driven for perverse political purposes. People who are easily rubbed with cheap gossip for political purposes have no clear principles and visions in politics and life. Instead of giving them political education as mandated by the law, rotten politicians instead use these groups of people as a commodity to attack political opponents.[]






Pertarungan Gagasan Vs Serangan Pribadi Politisi

Serangan terhadap pribadi dalam dunia perpolitikan di Indonesia bahkan di banyak negara—termasuk negara maju—adalah hal yang biasa. Seorang politisi melihat berbagai sisi “kelemahan” lawan politiknya meski itu bukanlah sesuatu yang melanggar hukum.

Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, pernah diisukan memiliki istri ketika masih aktif dalam militer. Serangan datang dari seorang anggota DPR yang ketika itu diganti oleh partainya dan proses penggantian antar waktu tersebut membutuhkan tanda tangan dari Presiden, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Waktu itu sempat heboh dan menghiasi berita di media cetak dan elektronik di Indonesia. Tapi kemudian sunyi senyap tidak terdengar lagi. Begitulah sebuah isu bertahan karena ada media dan pihak-pihak lain yang menjaganya tetap abadi.

Di Amerika Serikat, tahun 1988, kandidat Presiden Jery Hart terpaksa mengundurkan diri dari pencalonan setelah diserang mengenai dugaan perselingkuhannya dengan model Donna Rice. Serangan memang sering datang dengan dua isu utama; perempuan dan korupsi. Dalam derajat tertentu, narkoba termasuk di dalamnya.

Seorang anggota DPR Aceh, belum lama ini juga menyerang pribadi Gubernur Irwandi Yusuf dengan meminta klarifikasi terhadap isu gubernur Aceh sudah menikah lagi. Mudah dibaca ini adalah serangan dari politisi yang berniat mendiskreditkan reputasi lawan politiknya. Menikah dua atau lebih sudah terbiasa bagi pejabat di Indonesia, apalagi di Aceh—baik diam-diam maupun terang-terangan.

Sejauh ini, tidak ada mempermasalahkannya. Biasanya, orang takut mempersoalkan masalah itu sebab dirinya juga memiliki perilaku sama atau minimal pimpinannya memiliki catatan lebih panjang soal perempuan. Isu seperti itu hanya menjadi makanan di media sosial dan warung kopi, tidak sampai muncul di sidang paripurna dan tidak muncul di media massa arus utama.




Seorang politisi sudah terbiasa menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan lawan politiknya. Tidak hanya dari partai politik yang berbeda, orang dalam satu partai akan menggunakan berbagai cara untuk merebut pengaruh dan jabatan. Serangan di wilayah pribadi merupakan strategi paling rendah dalam peradaban politik, hanya satu klik di bawah serangan secara fisik. hal ini menunjukkan pelakunya kehilangan amunisi yang lebih brilian dan berperadaban.

Seharusnya, pertarungan terjadi di wilayah gagasan dan pemikiran untuk mendidik masyarakat berpikir kritis dan konstruktif. Pertarungan di dunia gagasan dan pemikiran juga mengundang para akademisi, peneliti, pengamat, dan seluruh kaum intelektual untuk memberikan pemikiran. Pada akhirnya, ini akan mendorong lahirnya peradaban politik yang mencerdaskan, santun, dan membangun.

Serangan di wilayah pribadi mendapat respon cepat di tengah masyarakat yang berperadaban rendah, mudah disetir untuk kepentingan politis sesat. Masyarakat yang mudah digosok dengan gosip murahan untuk kepentingan politik, tidak memiliki prinsip dan visi jelas dalam politik dan kehidupan. Alih-alih memberikan pendidikan politik kepada mereka sebagaimana amanat undang-undang, politisi busuk malah menggunakan kelompok masyarakat seperti ini sebagai komoditas untuk menyerang lawan politik.[]






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center