Panggilan Tak Bertuan





Panggilan Tak Bertuan


Adzan yang kau dengar dalam suara lantang itu masih saja dianggap angin lalu

Dan suara sirene ambulan dibelakangmu meraung-raung meminta jalan, menunggu giliranmu menaikinya

Kamu masih saja menunggu lampu merah di persimpangan jalanmu tak pernah berkesimpulan

Kapan diambil tiket sekali jalan

Mengumpulkan harapan pasti pada keabadian

Sejauh yang bisa diangankan

Tanah sawah dekat kuburan  terasa lebih menggairahkan

Gelapnya kalah megah tiang lampu penerang jalan

Tak menembus lapisan tanah dibawah kijing tempat batu nisan menancap berdiri

Tertulis namamu


---

Agus Mursalin, Ranterejo, 5-9-2018

Lingkar Sastra Gombong (Lisong)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now