Alfatiha, Pak Danarto
hanya seminggu, kuputuskan
tak menulis puisi
tersebab yang puitik
sementara ini
ialah kabar layar
habis melaut di air mata
kau kemudian bertamu
membawa satu nisan
lebih duka dari seribu kehilangan.
katamu sebuah ciuman
t'lah kesasar
merentangkan jarak
di antara kedua paha--
membangun mercusuar
hari-hari pun was-was
diintai dari ketinggian;
paling atas
katakan,
bahwa cinta tak pernah mati
meski ajal datang berkali-kali
Bengkulu, April 2018
photo: private collection