Intan Trisakti, 1965

Intan Tri Sakti 166 Karat, 1965.jpg

Pada tahun 1965 Indonesia digegerkan dengan penemuan intan seberat 166 karat di sungai Tiung, Banjarbaru. Intan besar berwarna pink tersebut ditaksir bernilai Rp 10 triliun.

Pada 26 Agustus 1965, sekelompok penambang intan yang dipimpin oleh Matsan menemukan intan yang konon terbesar di dunia tersebut setelah menggali berbulan-bulan dalam lubang yang minim oksigen. Intan tersebut kemudian dibawa ke Jakarta oleh pemerintah kabupaten untuk diserahkan kepada Presiden Soekarno. Oleh Presiden Soekarno intan tersebut kemudian diberi nama Trisakti. Tidak lama berselang, pecah peristiwa G30S.

Menurut pengakuan para penambang, mereka diberikan uang panjar senilai Rp 200 juta, dan akan dilunasi setelah pemerintah mendapatkan taksiran harga dari para ahli. Uang tersebut kemudian dibagi-bagi kepada 25 orang penambang tersebut dan keluarganya. Setelah dibuat selamatan, sekitar 80 orang penambang dan keluarganya kemudian berangkat haji dengan uang tersebut.

Kini setelah puluhan tahun para penambang menggugat pemerintah untuk melunasi pembayaran intan sebesar Rp 10 triliun tersebut. Gugatan tersebut secara resmi dilayangkan pada tahun 2017. Kini intan Trisakti tidak diketahui keberadaannya, setelah dibawa ke Belanda untuk diteliti oleh para ahli.

Foto: Gahetna

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center