A Moment of Beauty Passes Before the Sunset | Sekejap Keindahan Datang Sebelum Matahari Tenggelam |

image


image


The beauty is like the orgasm; just a few second is going on, but when it lasts time and problems as if nothing. Yawning along with the fragility of consciousness. We are like being in another world, between being and not, but with incomparable relief.

That's what happened when on a trip to Banda Aceh, I saw a beautiful moment in the sky before sunset.

An abstract painter is sweeping his brush over the sky canvas. With a movement full of heart and soul, each sweep is born from the deepening of meaning, but anyone can interpret according to their inner experiences, such as a poem that has various meanings between one reader and another and between poets and poetry lovers.

The wealth of natural colors is not to be spread on canvas. Finally, the brush choice is carefully crafted like the choice of poets.

When it reached its peak, the beauty was still recorded as beautiful as the original color even though it was photographed with an iPhone 7 Plus camera and from a speeding car.

Hence, electricity poles, cables and trees are left as they are as an inseparable part of the canvas of life. []


image


image


image


image


Sesaat Keindahan Melintas Sebelum Matahari Tenggelam

Keindahan itu seperti puncak kenikmatan; hanya terjadi dalam hitungan detik, tetapi ketika itu berlangsung waktu dan problema seolah tiada. Menguap bersamaan dengan rapuhnya kesadaran. Kita seperti berada di alam lain, antara ada dan tiada, tetapi dengan kelegaan yang tiada tara.

Itulah yang terjadi tatkala dalam sebuah perjalanan menuju Kota Banda Aceh, saya melihat momen indah di langit menjelang matahari tenggelam.

Seorang pelukis abstrak sedang menyapu kuasnya di atas kanvas langit. Dengan gerakan sepenuh hati dan jiwa, setiap sapuan lahir dari pendalaman makna, tetapi siapa saja bisa menafsirkan sesuai dengan pengalaman batin masing-masing, seperti sebuah puisi yang memiliki beragam makna antara satu pembaca dengan pembaca lain dan antara penyair dengan penikmat puisi.

Kekayaan warna alam bukan untuk diumbar di atas kanvas. Akhirnya, pilihan warna digoreskan kuas secara hati-hati seperti pilihan diksi para penyair.

Ketika sampai pada puncaknya, keindahan itu tetap terekam seindah warna aslinya meski dipotret dengan kamera IPhone 7 Plus dan dari mobil yang sedang melaju.

Makanya, tiang-tiang listrik, kabel, dan pepohonan dibiarkan apa adanya sebagai bagian tak terpisahkan dari kanvas kehidupan.[]


image


image


image


H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
11 Comments