Petani dan Padi

IMG_20180709_173855_1531213445368.jpg

Semangat pagi selalu menemani seorang petani. Rasa pegal di senja kemarin, bukanlah penghalang untuk membuat hari baru yang penuh dengan keceriaan. Teman setia yang selalu memberi secercah harapan sedang menanti di ladang rizki. Menunggu 'tuk disayangi dan dicintai. Penuh harap selalu memberikan kesejahteraan bagi seorang petani.

Keharmonisan yang tiada akhir. Simbiosis mutualisme erat terikat dalam benak keduanya. Tak henti petani memberi, tak enggan padi mengasihi. Sejoli pembuat harum negri. Ikonik sejagat Nusantara.

Bagai murid dan seorang guru, Ilmu dan keberkahan teman petani amalkan kepadanya. Berkah isi padi mensejahterakan petani dan negri. Ilmu segudang, padi sampaikan kepada petani dan setiap insan yang berakal.

Jikalau padi ibarat insan yang sedang mencari ilmu. Padi semakin berisi semakin merunduk. Maka seyogyanyalah insan yang sedang mencari ilmu tetap rendah hati (humble) ketika ilmu yang ia dapatkan banyak.

Jikalau padi adalah sebuah kebaikan, dan rumput rumput yang tumbuh adalah kebatilan. Maka padi tidak selalu tumbuh sendiri, rumput selalu mengikutinya. Kebaikan yang diamalkan seorang insan selalu diiringi keburukan yang selalu mengintai. Sehingga seyogyanya, layaknya petani yang merawat temannya di ladang. Seorang insan harus mencabuti rumput rumput atau kebatilan yang tumbuh bersama dengan tumbuhnya kebaikan.

Jikalau padi ada ilmu akhirat, dan rumput rumput adalah keduniawian. Maka seorang petani yang menanam padi pastilah tumbuh rumput rumput yang menyertai. Tetapi tidak jika sebaliknya. Ini menisyaratkan bahwa seorang insan yang belajar ilmu akhirat terlebih dulu, akhlak dan ilmu pengetahuan, maka dunia akan ia dapatkan dengan sendirinya.

Sungguh kisah sendi sendi petani yang saling menguntungkan. "Padi, isinya memberi berkah dan ilmunya memberi manfaat".

Kiranya sekian.

Salam

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center