"Kembalinya Posisi Aceh sebagai Kiblat Pendidikan Islam di Indonesia dan Mancanegara"

29511398_10208597094484709_2024654630744956022_n.jpg(Catatan Harian)

Beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang-orang luar Provinsi Aceh yang tertarik menjadikan Aceh sebagai tuan rumah penyelenggara rapat-rapat kerja nasional. Alhamdulillah

Dikabarkan sejumlah praktisi, Aceh jg semakin diminati oleh para wisatawan muslim dari mancanegara. Kunjungan mereka ke Aceh semakin massif beberapa tahun terakhir.

Bahkan Aceh jg semakin dekat dg julukan "prototype perdamaian" dimana Aceh mampu menyelesaikan konfliknya dg pemerintah pusat. Seingat sy cukup banyak negara yg datang ke Aceh utk belajar resolusi konflik, baik Thailand, Phillipina dan sebagainya.

Pada saat yg sama, juga cukup banyak pihak-pihak luar yg lakukan studi banding ke Aceh. Baik dari provinsi-provinsi di Indonesia, maupun jg dari mancanegara seperti Brunei, Malaysia dan Thailand.

Umumnya mereka tertarik dg syari'at Islam yang diterapkan di Aceh, yang meskipun tdk jarang dicitrakan buruk di media-media sekuler liberal, namun mereka mampu membaca kemashlahatan besar yang mampu diraih Aceh sejak hampir dua dekade Syari'at Islam dilegal formalkan di Aceh.

Saat masih di Humas UIN, saya sering diajak pimpinan untuk ikut menerima tamu-tamu akademisi dari mancanegara yang dimana cukup sering mereka sampaikan "kecemburuan" mereka melihat syari'at Islam di Aceh. Ya walaupun kita juga sadar itu belum sepenuhnya sesuai dg apa yg seharusnya dilakukan.

Saat menjadi panitia Pelantikan Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), saya juga mendengar langsung "kecemburuan" ulama besar Thailand Selatan menyaksikan Aceh bisa terapkan Syari'at Islam.

Intinya, mereka ingin ikuti jejak Aceh. Sy membaca, inilah yg dalam Alquran disebut bahwa jika kebenaran telah datang, maka kebetilan akan hancur binasa.

Jadi saat dunia melihat pancaran sinar syariat Islam dari Aceh, maka mereka akan cemburu dan mereka ingin sinar itu sampai ke negeri mereka. Maka sinar itu akan semakin terang dan menghancurkan segala kebatilan.

Oleh karena itu, saat minggu lalu sy ditelp Tgk H. Anwar Usman (Abiya Kuta Krueng) dimana beliau mengundang saya untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ma'had Aly di Dayah Darul Munawwarah, saya bahagia dan InsyaAllah memastikan diri akan hadir.

Bagaimanapun, ini peluang bagi Aceh untuk menunjukkan kemuliaan dan peradabannya bagi orang-orang yang datang kesini.

Cukup banyak Aceh meninggalkan kitab-kitab ulama terdahulu yg sudah saatnya kembali dijadikan sbg referensi utama pengembangan keilmuan Islam di Indonesia khususnya serta juga mancanegara.

Jadi, saya bahagia Ma'had Aly Al Munawwarah menjadi lokasi Rakernas Ma'had Aly se Indonesia.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now