Meet up KSI di Episentrum Aceh, Pidie

SEJAK semalam, beberapa Steemian sudah berada di Sigli, Pidie.
"Saya sudah di Keumala," kata @levycore mengkonfirmasi.
"Sip, saya di Taufik Kopi, lagi bersama kawan-kawan," kata saya, juga mengkorfirmasi kedatangan.


Lincah Busu, Pidie (Ft by @riojaksiuroe)

"Hari ini, Sabtu (17/3) arus kedatangan Steemian ke episentrum Aceh, Pidie juga terjadi. Pada Minggu (18/3) pagi juga diperkirakan masih ada yang datang. Pada siangnya, semua Steemian yang datang akan meramaikan Meetup KSI Chapter Pidie.

Tradisi silahturahim ini sudah berlangsung sebelumnya, dan menariknya tanpa komando, mengalir dalam arus kebersamaan, yang bahkan tanpa dibarengi dengan peraturan dan petunjuk apalagi bayang-bayang senioritas. Semua mengalir begitu saja, dalam gerak yang terdesentralisasi.

Bagi saya, Pidie bukan zona biasa. Ini pusat "gempa" keacehan. Menyebut dua nama ini saja saya langsung terdiam, Daud Beureueh dan Hasan Tiro. Untuk nama terakhir ini apalagi. Dialah Uebermensch yang mampu membangun fondasi jati diri keacehan yang didukung narasi sejarah kuat, bukan asal prak. Jati diri yang kuat inilah yang membuat perlawanan Aceh menggetarkan, jadi bukan karena asal lawan, apalagi asal serang, konon lagi menyerang tanpa basis argumen yang kuat.


Steemian Pidie @jeulamei

Bagi Hasan Tiro, sosok kedirian Aceh bisa dilihat pada seorang pemuda yang paham memilih cara mati mulia meski belum sempat menikmati mewahnya kehidupan. Dia adalah lelaki muda yang diterjang peluru di mata, dan dadanya, syahid di usia 16 tahun. Namanya lelaki necis itu adalah Tengku Tjhik Maat di Tiro, yang wafat pada 3 Desember 1911. Inilah alasan simbolis, sekaligus historis dibalik proklamasi 4 Desember Gerakan Aceh Merdeka.

Kesempurnaan keberanian Tengku Ma'at Muda dalam melawan itu dilengkapi pula dengan keberanian memilih jalan damai oleh Hasan Tiro dan sejumlah pengikutnya. Di Helsinki, paska Aceh dilanda gempa yang berujung tsunami mematikan, MoU Helsinki ditandatangani, 15 Agustus 2005. Dari rangkaian peristiwa besar inilah saya merumuskan formula bahwa "Aceh tidak hanya berani melawan, tapi juga berani berdamai. Jika sudah melawan, rencong tidak diselipkan dibelakang, dan bila sudah bedamai, rencong tidak diperlukan lagi, baik di depan maupun dibelakang."

Apakah anak-anak muda steemian yang hadir ke Meetup KSI Chapter Pidie akan meneguk keberanian yang pernah ada? Pilihan terpulang pada diri masing-masing, berdasarkan ruang kesadaran dari proses belajar dan belajar. Menurut saya sendiri, di era revolusi industri 4.0 ini, ada model keberanian yang oleh @dan digambarkan sebagai keberanian Aikido, melawan tanpa menyakiti, dan inilah keberanian blockchain dengan "senjata" cryptocurrency-nya, sebuah keberanian yang menghendaki dan mendorong transformasi dengan usaha mewujudkan kemandirian finansial warga dunia. Ini pula ideologi blockchain yang sedang dan terus dibangun oleh masing-masing penduduk negara bagian cryptocurrency, khususnya oleh komunitas Steem. Jadi, kalau ada ideologi lain di Steemit ini, maka itu "keude lam keude."

me and family.jpeg
Warung Teras, Pantai Pelangi, Sigli

Kemandirian finansial? Hal ini tentu membutuhkan spirit bisnis yang kuat. Jika sekedar berbisnis saja, banyak orang bisa, tapi berbisnis dengan landasan spirit, tepat untuk meneguknya dari Pidie, yang terkenal memiliki pebisnis pemberani, baik dalam hal merantau maupun dalam berinvestasi. Steemian juga membutuhkan dua hal ini, merantau ke negeri blockchain agar menjadi steemian yang pandai berinvestasi di Steem, dan inilah alasan kita perlu terus berkumpul untuk saling mengasah pemahaman, saling bertukar pandangan, dan saling menunjuk cara, dan untuk kali ini kita berada di negeri yang tepat, Pidie. Jika ukuran pertemuan hanya untuk sekedar dapat upvote mengapalah perlu hingga ke Pidie ya hehe. []

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now