THE MANGO HUNTER - Cerpen Kocak, lucu banget.

THE MANGO HUNTER
Cipt. Muhammad Ridha

Seperti kata pepatah "Tak kenal maka tak apalah" (iya tahu salah). So, bakso, izinkan saya memperkenalkan diri saya kepada anda semua. Nama saya Muhammad Ridha, kalian boleh panggil aku Ridha (atau abang ganteng juga boleh). Hobi saya selain memburu mangga ibu-ibu komplek, adalah menulis. Tulisan ini adalah salah satu haasil maha karya saya. Cerpen yang menceritakan tentang dunia perburuan mangga. Cerita ini aku persembahkan untuk kalian semua. Enjoy It !
![](

Pucuk dicinta ulampun tiba, begitulah kata pepatah yang cocok untuk menggambarkan suasana itu. Angin telah menerbangkan musim kemarau di Sekolah Sukma Bangsa Pidie sehingga berganti dengan sebuah musim dimana pohon mangga telah berbuah lebat, selebat kumis Pak satpam di sekolahku. Musim itu merupakan waktu yang sangat prestis bagi beberapa kelompok. Kelompok tersebut sering menyebut diri mereka sebagai The Mango Hunter atau pemburu mangga.

"Krekkk" ia menggeser sebuah kursi bergambar kartun Naruto, lalu merebahkan badan diatasnya, lalu ia mulai angkat bicara.

“Saya Muhammad Ridha selaku ketua Geng Biawakman yang bergerak dalam bidang perburuan mangga, mengucapkan selamat bergabung kembali ke dalam geng ini ”

Seluruh isi ruangan bertepuk tangan tanda antusiasme yang tinggi, kemudian ketua Ridha mengisyaratkan hadirin untuk diam lalu ia melanjutkan cakapnya.

“Maksud dan tujuan kita berkumpul disina adalah untuk melanjutkan tongkat estafet tugas yang maha penting sebagai anggota geng Biawakman, yaitu harus membuat geng ini unggul daripada Mango Hunter lainnya.” Tegas Sang ketua.

“Baiklah saya akan mengabsen anggota satu persatu, yang pertama Supri sebagai pemanjat handal ”
“Hadir komandan !” sahut Supri seraya mengangkat tangannya di depan dahinya.

Supri adalah bekas atlet panjat tebing tingkat internasional yang didisfilikuasi dari perlombaan karena selalu menang dalam setiap pertandingan, setelah menganggur selama 15 menit iapun direkrut menjadi anggota geng ini. Supri sangat mahir dalam urusan memanjat, sampai-sampai ia telah tercatat oleh UNESCO sebagai pemanjat pagar sekolah tercepat di dunia terutama disaat bolos sekolah, luar binasa bukan?

Lalu ketua melanjutkan “Ameng sebagai pelempar jitu.”
“Demi sang merah putih saya siap ketua !” Jawabnya dengan lantang sambil hormat ke arah jendela. Ameng merupakan aset berharga yang dimiliki Geng Biawakman sebagai pelempar profesional. Ia sangat terobsesi dengan guru fisika sekolahnya, sehingga tak jarang ia menggunakan perhitungan sudut sin dan cos sebelum melempar. Ameng cukup terkenal di kalangan ibu-ibu komplek karena sering melempar mangga di depan rumah mereka.

“Yang terakhir adalah Gembul sebagai benteng pertahanan geng kita,” kata ketua melanjutkan absensi kehadiran.
“Huuaaaddhir keesyuaa”Gembul menjawab sembari mulutnya dipenuhi makanan.

Gembul merupakan anggota geng yang paling sehat, maka oleh sebab itu tak jarang si Supri memanfaatkan kelebihan lemaknya sebagai pondasi panjatan, bahkan sesekali menjadi trampolin. Namun terkadang Gembul sedikit merepotkan karena ia tak sanggup berjalan jauh, tetapi selaku teman yang baik dan juga setia mereka tak pernah meniggalkannya sendiri, mereka tetap membawanya dengan cara mengguling Gembul layaknya ban mobil.

“Semua anggota telah lengkap, ” Kata ketua Ridha sambil bangkit dari duduknya.
“Wahai anggotaku !” Teriak ketua dengan suara lantang.

“Selaku anggota geng Biawakman, darah Mango Hunter mengalir dalam urat nadi kita, maka kita harus mempertahankan ini !” Teriaknya sambil menunjuk ke arah sebuah foto yang bergantung di dinding ruangan. Foto itu diabadikan satu tahun silam disaat geng tersebut berhasil menaklukkan seluruh pohon mangga di sekolah dan berhasil mengalahkan geng lain.

“Setuju ?” lanjut ketua.
Anggota menjawab dengan serentak dan bersemangat. “Setuju.....setuju......setuju.....” mereka mengucapkannya berkali-kali

. Ditengah ricuhnya teriakan mereka, tiba-tiba.
“Creenggg....!!” Sebuah benda menembus kaca jendela ruang rapat sehingga membuat pecahan kaca berceceran di lantai, suasanapun menjadi hening.

“Dug...dug...dug” sebuah mangga menggelinding menuju sudut ruangan yang berhadapan dengan jendela. Dengan penuh kewaspadaan Ameng mendekatinya dengan perlahan dan dan ia mulai menganalisa.

“Ketua ! ada sesuatu yang tertancap di mangga ini !” kata Ameng sambil membawa mangga tersebut ke hadapan ketua
Ternyata tampak sebuah kertas yang tergatung di sebuah kayu yang tertancap di mangga itu. Secara perlahan ketua Ridha meraih kertas itu dan mulai membaca dengan suara yang agak keras.

“Kepada geng Biawakman, musim mangga tahun ini tidak akan berakhir seperti tahun lalu, karena kami anggota geng Musangking tidak akan gentar melawan kalian !”

Setelah ketua selesai membaca , Supri langsung berdiri dari kursinya dan berkata dengan lantang.
“Beli Sendal di pagi hari” kata Supri melantunkan pantunnya.
“Artinya !” jawab seluruh isi ruangan dengan serentak.
“Lu jual, Gua beli, kalau mahal kagak jadi, hahahaaa.....”katanya dengan tawaan yang sinis.
Tawa merekapun semakin lama semakin mengecil karena kelelahan. Lalu saat suasana sudah mulai hening, Pak Ketua Ridha mulai angkat bicara.

“Baiklah Supri dan seluruh anggotaku !, kita akan memulai aksi perdana kita sebagai Mango Hunter pada malam ini, kita akan mengambil spot di koordinat 15 LU, 23 LS, 10 BT, 7.5 BU , Oke...?” Tanya Ketua.
“Dimana tuh Bos? kayak rumus fisika aja !”tanya Gembul dengan muka bingung.
“Menurut analisis saya, koordinat yang bos berikan menunjuk kepada pohon mangga depan sekolah” kata si Ameng sembari membuka buku atlas yang terpampang di depannya.
“Ya, tepat sekali malam ini di depan sekolah. Jadi, untuk menambah semangat mangganisme, marilah kita selebrasi dulu ” ajak ketua sambil berdiri dan menjulurkan tagannya ke tengah meja.

Semua orang berdiri dan saling menindih telapak tangan mereka, tetapi ada satu orang yang hanya menjulurkan tangannya dari jauh sambil duduk.

“Gembul ! ayo ikutan ke sini, kita selebrasi biar kompak. ” Tegur Supri kepadanya.
“Gak mau ah, nanti kalau aku ikutan menaruh tangan di disitu nanti terlalu berat” Sahutnya sambil tertawa kecil.
“Oh iya, benar juga tuh ! karena gaya gravitasi bumi sama dengan 10 m/s2 dan dikali berat Gembul, bisa-bisa tangan kita patah !” sahut Ameng mendukung Gembul.
Lalu ketua memulai selebrasi.

“ Atas nama Mango Hunter dan Geng Biawakman ,... Chibi....Chibi...Chibi....” teriak ketua dengan semangat.
“Hakk...! Hakkk.... ! Haakk...! ”jawab yang lainnya sambil meletakkan kedua tangan mereka di dagu.

- BERSAMBUNG -

Cepern ini akan aku lanjutin kalau Up Vote udah mencapai minimal $ 1

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now