Anju, Kapan 'Nulis' di Steemit?

Inilah cara saya mengajak para anak-anak muda terutama di Aceh untuk mulai menulis dan berkarya.

Teman, sahabat, keluarga, kawan unit (kampus), kawan keude kupi (warung kopi) sampai kawan di medsos pun, semuanya saya ajak (rada maksa gitu. Hehe) menulis di Steemit.

Judul di atas adalah kata familiar yang kerap saya ucapkan kepada orang-orang di sekitar saya. Anju adalah salah seorang teman dari Kalimantan Barat yang kenal di medsos dan kini ingin sekali menekuni dunia menulis.

Dia (Anju) menghubungi saya sekitar 6 Juli lalu (masih tersimpan di WA..Hehe). Setelah tanya-tanya tentang dunia menulis, Anju saya arahkan agar segera menulis di platform ini (Steemit).

Anju belum menulis di Steemit (karena menunggu verifikasi mungkin), tetapi ada banyak Anju-anju lainnya yang saya perlakukan dengan cara yang sama. "Anju, kapan nulis di Steemit?" Hehe

Kebahagian semakin bertambah. Tulisan saya sebelumnya yang berjudul Ini Era Steemit Bos! Tulis Curhat Saja Dibayar Dolar ternyata menggerakan beberapa orang untuk mulai menulis di Steemit.

Rata-rata di antara mereka tengah menunggu verifikasi dari pihak Steemit dan sudah mulai 'gatal tangan' untuk segera menulis. Ya memang seharusnya begitu, kan?

Sedang mengisi Workshop Menulis Opini dan Rilis di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Minggu, 22 April 2018. Foto: Meutia Gardena / Instagram @roni_officialnet

Di tengah peluang dunia digital yang serba mudah dan serba canggih seperti hari ini, rugi sekali jika tidak dimanfaat dengan baik. Bayangkan bila orang-orang di sekitar sudah menuai hasil nanti, kita malah baru memulai atau sekedar jadi penonton terbaik. Sedih bukan?

Sekarang belum terlambat. Meski belum pernah menerima gaji di Steemit, saya merasakan sekali betapa berharganya kemampuan menulis yang saya miliki (walau masih pas-pasan. Hehe).

Suatu waktu saya pernah menerima job menulis selama 10 hari dan saya dibayar 5,4 juta rupiah di waktu yang sesingkat itu. Gila, kan?

Bukan ingin menceritakan saya hebat. Tetapi yang ingin saya sampaikan kawan-kawan bisa lebih dari itu. Terlebih besarnya peluang dan kesempatan hari ini untuk terus berkarya melalui tulisan, maka nominal seperti yang saya dapatkan malah kecil sekali bagi kawan-kawan nanti.

"Jika Anda suka menonton, maka buatlah film. Jika Anda suka membaca, maka menulislah. Jangan jadi penikmat terus, berubahlah menjadi pembuat/kreator," mengutip kata inspiratif dari Raditya Dika.

Terakhir, hari ini saya, Anda dan kita semua belum terlambat. Selagi masih ada waktu, ayo mulai berkarya. Hobi menulis dan dibayar itu menyenangkan bukan? Bek trep that, segera!

Steemian Fakir Ilmu
Roni

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now