Warung Kopi Naek Kelas

image

Ngopi diwarung kopi bagi kami orang Aceh merupakan hal biasa, jauh sebelum hadir warung kopi high class dan medium class, di Aceh warung kopi bisa kita jumpai dimana - mana. Dengan penyajian secara tradisional, tidak memakai mesin otten atau lainnya bubuk kopi dicampur air, dimasak sampai mendidih, lalu disaring, dan dimasukkan kedalam gelas untuk disuguhi kepada penikmat kopi.
Sederhana dan sangat - sangat sederhana, tapi rasanya tidak sesederhana dalam hal penyajian. Warung kopi tradisional tidak mengenal mesin pembuat kopi esspresso, tidak mengenal kata barista (peracik kopi) tapi hasil racikan kopinya luarbiasa.
Dulu warung kopi hanya tempat berkumpulnya komunitas kaum lelaki dewasa, tidak ada remaja, kaum perempuan, apalagi gadis remaja. Di warung kopi semua topik informasi ada, mulai gosip rumah tangga, sampai suksesi pemerintahan. Dan jangan heran bila diwarung kopi di Aceh, lahirnya pemikiran negatif, posirif, kritis berasal dri bincang hangat di warung kopi.
Zaman berubah, tahun berganti,dan kini warung kopi naik kelas. Hadirnya warung kopi kelas medium seperti Ulee Kareing, New Corner Coffe dan premium seperti Starbuck yang bertebaran dibeberapa kota besar membuktikan bahwa warung kopi benar - benar telah naik kelas, penyajian kopi memakai mesin modern dan dilakukan barista profesional, bangunan fisik warung dibuat dengan sentuhan ala resto barat.
Hadirnya para remaja Putra / putri, komunitas pekerja dan para mama cantik (macan) menambah nilai warung kopi. Kalau dulu dianggap tabu, tapi kini jadi trends.

image

Dan bagi mereka pebisnis/ pengusaha dan wirausaha warung kopi menjadi kantor kedua mereka, banyak hal dan lobi - lobi kadang mereka lakukan dengan sukses diwarung kopi, memakai istilah "santai tapi selesai" sambil menyuruput segelas kopi semua kelar.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center