TITIK JENUH

IMG_20180630_144928.jpg

Saya percaya, bahwa setiap dari kita pasti pernah merasakan atau mengalami masa kebosanan yang paling berarti dalam hidupnya. Mungkin tidak hanya sekali, bahkan sampai berkali-kali.

Ketika semangat melakukan suatu hal, senang menjalaninya, bahkan merasa tertantang untuk dapat mengakhirinya dengan indah. Itulah bagaimana kita berproses. Sehingga suatu ketika dalam perjalanannya, kita akan berhadapan dengan rasa bosan yang tak terkira.

Mungkin karena yang kita lalui terlalu mudah, terlalu sama, atau terlalu sulit dan membingungkan. Sehingga bagi kita hanyalah ada dua pilihan, bertahan ataukah mengakhirinya.

Titik jenuh. Apakah ini yang disebut sebagai kejenuhan?

IMG_20180630_143812.jpg


Dalam menulis pun kita juga akan bertemu dengan kejenuhan. Mungkin karena kehabisan ide, kehilangan mood atau gairah menulis, atau larut dengan kesibukan lainnya sehingga menulis pun dianggap cukup memberatkan.

Pada titik ini, maka beristirahatlah.
Mungkin pikiran kita butuh rehat sejenak untuk merefresh kembali ide-ide di dalam kepala kita. Atau bahkan berhenti sama sekali, karena titik jenuh tersebut tidak kunjung bertemu dengan "ruh penyambung" semangatnya.

Jikalau tidak ingin terhenti begitu saja. Maka jangan terlalu lama beristirahat. Segera temukan kembali ruh "semangat" kita. Jika bukan ruh yang lama, temukan ruh semangat baru.

Bisa saja, di masa peristirahatan kita itu ada hal baru yang dapat kita temukan. Sehingga cerita hidup kita yang sudah mencapai titik jenuhnya dapat disambung kembali dengan cerita baru. Oleh karena itulah, ketika jenuh mendera. Jangan dipaksakan. Berhentilah.

Kemudian lanjutkan kembali dengan cerita dan warna yang berbeda. Izinkanlah cerita yang berbeda mengisi hari-hari kita.

IMG_20180630_144939.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now