Bayangan yang selalu terbayang

Pagi itu, tepat pada lebaran kedua suara teriakan menjelma di dalam rumah ku. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, saat abang ku berkelahi karena hal sepele aku hanya berdiam diri dan meredakan perkelahian. Ibu ku yang sudah melanjak tua seakan akan tidak percaya akan terjadi hal ini. Air mata nya jatuh bagaikan air hujan yang turun dengan deras.
Yaumil auzi dan fajar Rizki itulah nama asli abang ku yang berperan dalam perkelahian. Mereka berkelahi karena komunikasi yang gagal sehingga merunjakkan emosi keduanya naik secara sepontan. Abangku yang bernama fizikri mizal datang dan membujuk agar emosi mereka reda.
Rupa rupanya ini menjadi suatu pertanda bagi keluarga kami. Suatu musibah menimpa keluarga kami. Abang ku yang bernama Fajar rizki telah berpulang ke rahmatullah.

image(foto ini terakhir dia suruh minta foto)

Selang beberapa hari itu,pas lebaran ke 10 abangku tertimpa musibah kecelakaan kereta (adu kambing) di kawasan blang mee/kutablang/bireuen. Kami sekeluarga merasa shyokk mendengar kabar tersebut. Kedua orang tua ku melinangkan air mata yang cukup deras, abang abang dan kakak ku sangat lah terpukul akan kepergian nya dan abang ku yang pernah berkelahi dengannya sangat menyesal dan sangat terbebani atas kepergiannya.
Fajar rizki adalah abangku, dari kecil kami sering bersama, main bersama, sampai kami selalu tukar pakaian bersama. Iya kuliah di banda aceh dan saat itu sedang menjalankan semester enam. Hal yang tidak pernah kami lupakan tentang iya adalah akhlak dan kepribadiannya.
Disaat iya pulang kampung setelah sebulan penuh berjualan di banda aceh. Pagi lebaran pertama itu iya datang secara tiba tiba dan membawakan sandal dan baju kepada kami.
Hal yang sangat saya salutkan adalah keperdulian dia terhadap sesama nya sebagai manusia, rasa rendah diri dihadapan orang selalu dia tanam demi menghormati orang lain. Hutang yang dia tulis di kertas putih, walaupun lima ratus perak tertera di kertas tersebut.
Sungguh elok jasa mu, kerabat kerabat nya di sana datang menuju ke rumah ku. Yang kulihat di wajah mereka hanyalah aura kesedihan. Pacarnya pun menangis dan kesedihan selalu membara di sekujur tubuh nya itu.
Kami sangatlah merasa kehilangan, ibuku yang dulu nya selalu menantikan kepulangan nya, sekarang sudah menjadi angan. Sangat merasa terpukul baginya, sekarang hanya tinggallah aku seorang yang sering dia peluk dan dia cium.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now