Simpul Kehidupan Bitmat

Petang itu seperti terencana berjumpa Bitmat di warkop tempat biasa Aku menghabiskan "Sikhan" kopi sambil menulis Steemit.

Bitmat si pemilik wajah sangar kepala plotos adalah seorang “Pilot Kelapa” tertua didesaku. Beliau sangat Usang dalam hal memanjat, tak heran jika ribuan pohon kelapa telah jadi saksi bisu atas kegigihannya mencari nafkah hidup.
Hari ini Pilot tertua yang hari-harinya tanpa sendal itu mengajakku menemaninya. Begitu senang, Aku pun ikut bersama Bitmat. Melewati jalan bebatuan dan menapaki pematang sawah, sepertinya itulah jalan tikus yang harus kami tempuh hari itu menuju lampoh(kebun) tujuan. image
Setiba di kebun, Bitmat langsung memtong dua pelepah pisang kering, lalu dibersihkan daunnya. Aku tahu apa yang akan dibuatnya, tapi Aku juga tahu sekelas Bitmat juga mampu tanpa bantuan itu. Entahlah.! Ku Biarkan saja. image
Di bantu pijakan kaki, beliau cukup mahir memuti(memutar) pelepah pisang tadi.

“Nyan keu Eungkleut nyoh Bit?”(Itu untuk Eungkleut ya Bit? Tanyaku sepintas.

“Kon, nyoe keu Taloe ineun”(Bukan, ini untuk taloe ineun) Jawaban yang tak memuaskan.

Nah yang perlu wareh Steemian tahu, perangkat ini memiliki banyak istilah nama.

“Nyanban cara peugoet.! Kon meu kalheuh ju”(Begini cara bikin.! Bukan asal jadi saja) Timpal Bitmat sambil memperlihat hasil putiannya.


image“Tuk... Tuk... Tuk...” Beliau Mengetuk tiga kali pohon kelapa sambil menancap parang ke pohon sebagai teknik kekhususan. Sementara Tali ineu tengah disiapkan dikakinya.

Dalam perjalanan Beliau ada cerita makna ketuk tiga kali sebelum naik. Tindakan itu sebagai isyarat “Gertak” guna mencegah sesuatu yang tak diinginkan, seperti Ular, Tokek, tawon dll.
Pikirku ini bukan sebuah mitos. image

*Bismillahirrahmanirrahim...

“Menyoe dua gaki ka saleng tulak, dua jaroe ka saleng tarek, pereule buet lisek peubeda U muda ngen tuha, Insya Allah hasil han sia-sia”

Bagiku ini peutuah berharga, ternyata Bitmat yang cuma berprofesi Pilot kelapa itu jauh lebih bijak daripada para pengamat yang bersuara di koran lokal yang sering ku baca.

Buah kelapa Bham.. Bhum.. Berjatuhan, Bitmat pun turun dan duduk beristirahat sejenak di atas Tukok U(potongan dahan kelapa). Sementara Aku langsung bergegas membantu mengumpulkan kelapa.
Lantas, tiba-tiba Bitmat menoleh ke arahku!

“Bagah peusapat U, beu ligat bacut, bek sampe ku geulawa parang nyoe ateuh ulee”

Sontak Bitmat Antara lagi waras atau gila, Pikirku!

Aku terus cepat-cepat mengumpulkan kelapa.
“Cluppp...” Sambil senyum Bitmat melemparkan Culek U muda mengenai punggungku. Ia mulai bergurau. Huff,, sudah pulih gila rupanya.

Ternyata Bitmat tak sesangar yang ku pikirkan, ia memanggilku menghampirinya, Sambil menikmati kelapa muda segar, kami bersenda gurau layaknya teman dekat.
Saat itu beliau berpesan...

“Maka jih teungoh teuga jak meulampoh, pula peunoh lam lampoh bak kayee muda. Oh singoh Tuha ka saket tuboh, na peu di pajoh troh cuco gata”

Penuh lirih, terbayang akan rekam jejaknya yang tak beruntung, Bitmat yang masa itu hanya seorang murid kelas 1 Sekokah Dasar (SD) pernah bercita-cita ingin jadi Pilot sungguhan, namun pasca tinggal kelas beliau tak lagi melanjutkan pendidikannya, ia hanya mampu menjadi Pilot KaWe-KaWean. imageMengingat buah kelapa berperan penting untuk kelangsungan hidup manusia, harapan Bitmat cuma satu, agar generasi muda mampu menciptakan robot praktis petik kelapa, bukan dengan bantuan tali simpul di kaki yang tergolong masih gaya lama.

sekian jalan-jalan bersama Bitmat yang ku angkat bukan dari kisah sebenarnya

Terima Kasih, dan salam Upvote

@cek.sin penggemar kearifan

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center